Makalah Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan Ibu Bersalin
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Promosi
kesehatan ibu nifas adalah upaya untuk mempromosikan kesehatan
setelah masa persalinan untuk mencegah terjadinya komplikasi.Masa nifas atau
puerperium dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6 minggu.
Bidan
mempunyai peran sebagai pelaksana, pengelola, peneliti, dan pendidik. Sebagai
pelaksana, bidan melakukan tugasnya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Sebagai
pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan
mutu kesehatan. Sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian dalam
berbagai masalah tentang pelayanan kesehatan. Sebagai pendidik, bidan dapat
berperan sebagai penyuluh dan penasihat tentang permasalahan kesehatan yang ada
di masyarakat, disinilah peran bidan dalam melakukan upaya promosi kesehatan.
Dimana sebagai promotor kesehatan bidan harus mampu memberikan penerangan dan
pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat
menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik
serta menganggap pelayanan kesehatan tersebut menguntungkan bagi diri dan
lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan
kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi
kesehatan seperti promosi kesehatan pada ibu nifas.
Salah satu
masalah yang masih tinggi dialami oleh negara Indonesia ialah masalah gizi
kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI), angka kesakitan dan
kematian pada bayi dan anak-anak. Kendala dalam pemberian ASI telah
diidentifikasi, diantaranya mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi,
praktik-praktik rumah sakit yang kurang tepat seperti memberikan air dan suplemen
untuk bayi tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada
awal periode pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya dukungan sosial yang
luas, dan promosi komersial dari susu formula melalui hadiah yang diberikan
rumah sakit waktu ibu pulang ke rumah, hadiah untuk bayi dari perusahaan susu
formula yang didistribusikan oleh pemberi perawatan selama kehamilan dan
iklan-iklan di televisi serta majalah.
Oleh
karena itu penulis tergugah untuk membuat suatu makalah yang membahas tentang
upaya promosi kesehatan pada ibu nifas dan menyusui.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian dari masa persalinan, nifas dan menyusui ?
2.
Apakah
yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada Persalinan ?
3.
Apakah
yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada masa nifas ?
4.
Apakah
yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui ?
5.
Apa
saja yang termasuk upaya kesehatan pada ibu nifas ?
6.
Apa
saja yang termasuk upaya kesehatan pada ibu menyusui ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari masa persalinan, nifas dan menyusui
2.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu nifas
3.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui
4.
Untuk
mengetahui upaya kesehatan pada ibu nifas
5.
Untuk
mengetahui upaya kesehatan pada ibu menyusui
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Upaya Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan Ibu
Bersalin
1.
Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan
Ketika
wanita persalinannya spontan,
biasanya wanita tersebut yang memulai perawatannya sendiri, baik dengan meminta penolong
kelahiran datang atau dengan melakukan persiapan ke fasilitas kesehatan.
Tanggung jawab penolong persalinan untuk mengkaji perawatan yang paling tepat
pada awal persalinan telah dibicarakan dan pentingnya pemberian dukungan
sepanjang persalinan. Di manapun kelahiran terjadi, terbinanya hubungan yang
baik antara wanita dan pemberi perawatan sangat penting baik mereka pernah atau
belum bertemu sebelumnya. Kualitas penerimaan yang di tawarkan kepada wanita
yang mencari perawatan institusi akan sangat menentukan tingkat kepercayaan
yang di berikan oleh wanita tersebut dan keluarganya kepada pemberi perawatan.
Selama
persalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus di
kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah,
memeriksa asupan cairan dan keluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan
dukungan. Pemantauan ini harus di pertahankan sampai proses kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan memperhatikan privasi
selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya, dan
menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.
2.
Prosedur Rutin
Persiapan
kelahiran saat masuk rumah sakit atau pusat kesehatan sering kali meliputi
beberapa prosedur ” rutin “. Seperti mengukur suhu, nadi dan tekanan darah,
enema. Prosedur rutin ini tidak boleh di hilangkan meskipun hal tersebut harus
di perkenalkan dan di jelaskan kepada wanita dan pasangannya karena untuk
mencegah atau mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
3.
Nutrisi
Nutrisi
adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama sangat bervariasi.
Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat keinginan wanita untuk makan
dan minum selama
persalinan dan melahirkan. Namun ada beberapa ibu yang menghadapi
persalinan dengan ketakutan yang luar biasa. Dengan dilakukan promosi kesehatan tentang nutrisi pada
ibu bersalin inilah di harapkan akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan
nutrisi dengan ketakutan makan makanan tertentu.
4.
Tempat Melahirkan
Praktik
persalinan dirumah yang benar memerlukan beberapa persiapan yang esensial.
Penolong persalinan harus memastikan bahwa tersedia air bersih dan ruangan
untuk tempat melahirkan yang hangat. Mencuci tangan harus di lakukan dengan
cermat. Pakaian atau handuk hangat harus di siapkan untuk membungkus bayi agar
tetap hangat. Jadi paling tidak harus ada beberapa bentuk peralatan melahirkan
yang bersih sesuai rekomendasi WHO, yang bertujuan menciptakan lapangan
persalinan sebersih mungkin dan memberi perawatan tali pusat yang adekuat.
5.
Nyeri Persalinan
Hampir
semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon setiap wanita
terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa metode non-invasif
sekaligus non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat digunakan
selama persalinan. Banyak wanita merasa nyeri berkurang dengan mandi, sentuhan
dan pijatan. Ada pula wanita yang mengatasi nyeri dengan cara relaksasi yang di
lakukan secara verba, menjauhkan wanita dari nyerinya secara hipnotis, musik
dan umpan balik biologic. Semua budaya mempunyai cara masing-masing untuk
membantu dan memimpin persalinan. Beberapa budaya tersebut menjelaskan
kebiasaannya dengan mitos dalam keluarga, bidan mencoba
memberi penjelasan yang lebih masuk akal tentang sistem yang di terapkan. Ciri
umum dari metode-metode ini adalah pemberian perhatian yang intens kepada
wanita selama persalinan dan melahirkan. Mungkin inilah alasan mengapa begitu
banyak wanita hamil merasa metode ini nyaman dan banyak membantu. Pelatihan
dalam melakukan konseling atau promosi kesehatan dan keterampilan komunikasi
interpersonal sangat penting untuk semua yang merawat wanita usia reproduktif
(Kwast, 1995).
6.
Kebersihan
Di
manapun proses persalinan dan melahirkan ditangani, kebersihan adalah kebutuhan
yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang biasa di gunakan di kamar
operasi tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan bersih serta tangan harus di cuci dengan air dan sabun secara cermat. Beberapa
tindakan harus diambil selama persalinan untuk mencegah kemungkinan infeksi
pada wanita dan penolong persalinan. Tindakan ini meliputi penghindaran
kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan
selama pemeriksaan vaginadan pelahiran bayi, serta dalam penanganan plasenta. Penting untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi dengan mempertahankan teknik invasif misalnya
episiotomi seminimal mungkin dan jika melakukan perawatan tambahan.
B.
Masa Nifas
1.
Defenisi
a.
Nifas
adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
b.
Masa
sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu.
c.
Masa
yang dimulai setelah partus selesai,dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu,akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan.
d.
Masa
yang dimulai setelah kehamilan placenta dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.
2.
Tahap Masa Nifas
a.
Puerperium
dini
Yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan,dalam agama islam
dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b.
Peurperium
intermedial
Yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.
c.
Remote
puerperium
Adalah
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-munggu atau tahunan.
Pada masa
ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yaitu :
a. Perubahan fisik
b. Involusi uterus
Setelah
plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi
otot-otot involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil karena
sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan karena autolysis yaitu
pecahnya zat protein dinding rahim yang diabsorbsi dan dibuang menjadi urine.
Pelepasan plasenta dan selaput janin serta dinding rahim terjadi pada stratum
spongiosum bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas stratum
spongiosum yang tinggi menjadi nekrotis, sedangkan lapisan bawahnya yang
berhubungan dengan otot terpelihara dengan baik.
Bagian
yang nekrotis mengeluarkan lochea, sedangkan lapisan yang masih sehat
menghasilkan endometrium yang baru.
Epitel
baru terjadi karena proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru
terbentuk dari jaringan ikat yang ada diantara kelenjar-kelenjar. Epitelasi
berlangsung selama 10 hari kecuali pada implantasi plasenta memakan waktu 3
minggu.
Tonus otot
uterus dipelihara oleh control persyarafan dan dapat dirangsang dengan massase
/ rangsangan putting susu.
Tabel
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus menurut Masa Involusi
Involusi
|
Tinggi
Fundus Uteri
|
Berat
Uterus
|
Bayi
lahir
Uri
lahir
1
minggu
2
minggu
6
minggu
8
minggu
|
Setinggi
pusat
2-3
jari bawah pusat
Pertengahan
pst-sympysis
Tidak
teraba diatas syimpysis
Bertambah
kecil
Sebesar
ukuran normal
|
1000
gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
|
c. Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan
plasenta mengecil karena adanya kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan
diameter 7,5 cm. Setelah 2 minggu menjadi 3-4 cm dan minggu ke 6 1-2 cm dan
akhirnya pulih. Penyembuhan luka plasenta khas sekali karena pertumbuhan
endometrium di pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
d. Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam
kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi
pada persalinan tidak diperlukan lagi, maka arteri akan mengecil lagi pada masa
nifas.
e. Perubahan Pada Serviks dan
Vagina
Setelah
persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang – kadang terdapat perlukaan-perlukaan
kecil. Setelah bayi lahir ostium uteri externum dapat dilalui 2-3 jari dan pada
akhir minggu pertama hanya dapat dilalui 1 jari saja. Vagina yang sangat
diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal
pada minggu ke 3 post partum rugae mulai tampak kembali.
f. Ligament-Ligament
Ligament-ligament
dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali, sehingga tidak jarang
uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum
menjadi kendor setelah persalinan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan berurut
dimana sewaktu diurut tekanan infra abdomen bertambah tinggi, karena setelah
melahirkan ligament fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor. Jika dilakukan
urut banyak wanita akan mengeluh “kandungannya turun” untuk memulihkannya
kembali sebaiknya melakukan latihan-latihan dan gymnastic pasca persalinan.
g. After Paints (Mules-Mules)
Kontraksi
uterus setelah persalinan sangat menganggu selama 2-3 hari post partum. After
paints lebih terasa bila wanita tersebut menyusui. Perasaan sakit timbul bila
masih ada sisa plasenta, sisa selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum
uteri.
h. Pengeluaran Lochea
Lochea
adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea
tidak lain dari pada secret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama
luka plasenta. Sifat lochea berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat
penyembuhan luka.
1) Lochea Rubra
a)
Waktu
keluarnya pada saat 2 hari post partum
b) Konsistensi cair
c)
Warnanya
merah
d) Baunya biasa atau khas
e)
Berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua verniks caseosa,
lanugo dan mekonium.
2) Lochea Sanguinolenta
a)
Waktu
keluarnya pada 3-7 hari post partum
b) Konsistensinya lebih kental dan
bercampur lender
c)
Warna
cokelat
d) Baunya biasa dan khas
3) Lochea Serosa
a)
Waktu
keluarnya pada 7-14 hari post partum
b) Konsistensinya cair dan tidak
bercampur darah
c)
Warnanya
kuning
d) Baunya khas atau biasa
4) Lochea Alba
a)
Waktu
keluarnya pada saat lebih dari 14 hari post partum
b) Konsistensinya kental dan hampir
seperti albus
c)
Warnanya
putih karena banyaknya leukosit didalamnya
5) Lochea Purulenta (lochea abnormal)
a)
Waktu
keluarnya jika terjadi infeksi
b) Konsistensinya kental dan bercampur
nanah
c)
Warna
kehijau-hijauan
d) Baunya luar biasa / busuk,
menandakan adanya infeksi
6) Lochiostasis
a)
Lochea
tidak lancar keluarnya
Jika
lochea tetap berwarna setelah 2 minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa
plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna, yang sering disebabkan
retrofleksio uteri.
3.
Tahap fase aktifitas penting sebelum menjadi seorang ibu
menurut Rubin
a. Taking –
In
1) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah
melahirkan.
2) Perhatian ibu tertuju pada tubuhnya.
3) Ibu mengulanga-ulang pengalamannya
waktu bersalin.
4) Mencegah gangguan tidur, pusing,
iritabel, interferance dengan pengembalian ke keadaan normal.
5) Peningkatan nutrisi.
b.
Taking Hold
1) Periode ini berlangsung 2-4 hari
post partum.
2) Ibu lebih memfokuskan perhatiannya
untuk menjadi orang yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap
bayinya.
3) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan
fungsi tubuhnya seperti BAB, BAK, kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
4) Ibu berusaha keras untuk menguasai
tentang ketrampilan perawatan bayi. Misalnya : Menggendong, menyusui,
memandikan, dan memasang popok.
c.
Letting Go
1) Periode ini biasanya terjadi setelah
ibu pulang ke rumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang
diberikan oleh keluarga.
2) Ibu mengambil tanggung jawab
terhadap perawatan bayi.
3) Ibu harus beradaptasi dengan keadaan
bayi yang sangat bergantung.
4) Depresi post partum biasanya terjadi
pada periode ini.
4.
Asuhan Masa Nifas
a.
Mencegah
infeksi.
b.
Meningkatkan
penyembuhan jaringan.
c.
Meningkatkan
involusi uterus dan kenyamanan serta mencegah komplikasi dari mobilisasi.
d.
Meningkatkan
asupan makanan dan cairan yang adekuat.
e.
Meningkatkan
pembentukan laktasi atau supresinya.
f.
Meningkatkan
pola eliminasi normal.
g.
Pencegahan
isomunisasi Rh pada ibu dengan resus negative.
h.
Memenuhi
kebutuhan belajar ibu, kebersihan diri, perawatan perinel, payudara, parenting,
latihan peregangn otot, hubungan seksual dan kontrasepsi.
i.
Meningkatkan
rasa percaya diri dan gambaran tubuh serta penurunan stress.
j.
Mendorong
untuk mempertahankan kesehatan mealui penggunaan sumber-sumber kesehatan yang
ada di masyarakat.
5.
Upaya Promotif dan Preventif Secara Umum
a. Health promotion : Merupakan usaha
meningkatkan nilai kesehatan melalui pemeliharaan secara umum yang di lakukan
pada pada ibu nifas adalah sebagai berikut :
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu
Tindakan
|
Deskripsi dan keterangan
|
Kebersihan
diri
|
· Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
· Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.pastikan bahwa
ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar
anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai
buang air kecil atau besar.
· Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di
bawah matahari atau di seterika.
· Sarankan
ibu untuk mencuci tanagan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
· Jika
ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyenth daerah luka.
|
Istirahat
|
· Anjurkan
ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
· Saranka
ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
· Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
-
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
-
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
- Menyebabkan
depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
|
Latihan
|
· Diskusikan
pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuata dan ini menyaebabkan otot perutnya menjadi kuata sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
· Jelaskan
bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti, :
-
Dengan tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada :
Tahan
satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kali.
-
Untuk memperkuat tonus otot vagina (latiahan Kegel).
· Berdiri
dengna tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggu tahan
sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai
dengan mengerjakan 5 kali latihan utnuk setiap gerakan . setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah
persalinan ibu harus memngerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
|
Gizi
|
Ibu
menyusui harus :
· Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari.
· Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
· Minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui).
· Pil
zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin.
· Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memeberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI nya.
|
Perawatan
Payudara
|
· Menjaga
payudara tetap bersih dan kering .
· Menggunakan
BH yang menyokong payudara.
· Apabila
putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyu ASI yang keluar pada sekitar putting
susu setiap kali selesai menyusuisui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari
putting susu yang tidak lecet
· Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkanselama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminusui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak
lecet
· Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkanselama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
· Untuk
menghilangkan nydengan menggunakan sendok.
· Untuk
menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6
paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
· Apabila payudara
bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
-
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
-
Urut payudara dari pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengna arah “Z” meneju putting.
-
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan paudara sehingga putting
susu menjadi lunak.
-
Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluarkan dengna tangan.
-
Letakakn kain dingin pada payudara setelah menyusui.
-
Payudara dikeringkan.
|
Hubungan
Perkawinan / Rumah Tangga
|
· Secara
fisik aman untuk memulai banyak budaya, yang mempunyahubungan suammi istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau sua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak
merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
· Banyak
budaya, yang mempuyai tradisi mennda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
|
Keluarga
Berencana
|
· Idealnya
pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kaoan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
· Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi
haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat
dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru
resiko caranya ini ialah 2 % kehamilan.
· Meskipun
beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman,
terutama bila ibu sudah haid lagi.
· Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu
:
-
Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan evektifitasnya,
-
Kelebihan atau keuntungannya,
-
Kekurangannya,
-
Efek samping,
-
Bagaimana menggunakan metode itu,
-
Kapan metode itu dapat mulai digunakan utnuk wanita pasca salin yang
menyusui.
· Jika
seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baikny untuk
bertemu dengannye lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh ibu / pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut
bekerja dengan baik.
|
Tindakan
Lazim Yang Tidak Bermanfaat, Bahkan Dapat Membahayakan
Tindakan
|
Diskripsi
dan keterangan
|
Menghindari
makanan berprotein seperti ikan atau telur.
|
Ibu
menyusui butuh tambahan kalori sebesar 500 per hari-nya
|
Penggunaan
bebat perut segera pada masa nifas (2-4 jam pertama).
|
Selama
1 jam pertama, petugas perlu memriksa fusndus setiap 15 menit dan melakukan
massase jika kontraksi tidak kuat; selama 1 jam kedua masa nifas petugas
perlu memeriksa fundus setiap 30 menit dan melakukan massase jika kontraksi
tidak kuat. Penggunaan pembebat parut selama masa kritis membuat sulit bagi
petugas kesehatan untuk menilai tonus dan posisi uterus, untuk melakukan
massase uterus jika diperlukan dan memperkirakan banyak darah yang keluar.
|
Penggunaan
kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi.
|
Merupakan
perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri
|
Memisahkan
bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah melahirkan.
|
Masa
transisi adalah masa kritis untuk ikatan dan bagi bayi untuk memulai menyusu.
Bayi baru lahir pada 2 jam pertama setelah kelahiran merupakan masa paling
siaga; setelah masa ini, ia biasanya tidur.
|
b. Spesifik Protection
Usaha
pencegahan dan pengobatan infeksi pada masa nifas, meliputi :
1) Menjaga kebersihan diri (personal
hygine) pada alat genital dari semua hal yang dapat menyebabkan timbulnya
nbakteri.
2) Pengunjung-pengunjung dari luar
hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin untuk mencegah
terjadinya cross infeksi.
3) Tiap penderita dengan tanda-tanda
infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas yang
sehat.
4) Melakukan scrinning test untuk
mengetahui jenis kuman-kuman yang menjadi penyebab infeksi nifas sebelum
diputuskan untuk memberi antibiotik yang tepat dan sebelum terapi dimulai.
5) Diberikan penicillin dalam dosis
tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas ( broad spectrum
antibiotics), seperti ampicilin, dan lain-lain. Setelah hasil
pembiakan serta tes-tes kepekaan diketahui, dapat dilakukan pengobatan yang
paling sesuai.
6) Kombinasi penicillin G dan
tetracylin dalam dosis tinggi IV sangat efektif terhadap infeksi nifas,
sedangkan Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi FKUI/RSCM diipakai sulbenicillin
atau garamicin atau kombinasi penicillin G dengan chloramphenicol dengan hasil
cukup memuaskan.
7) Selain pengobatan dengan
antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu
dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang yang mengandung zat-zat
yang diperlukan tubuh untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
8) Jika terjadi abses pada sellulitis
pelvika dan pelvioperitonitis, abses harus dibuka dengan menajaga supaya nanah
tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak
sampai dilukai.
c. Early Diagnosis Dan Promtratment
Usaha
pengobatan secara tepat dan adekuat yang ditujukan pada ibu yang menderita
infeksi nifas agar dapat dipulihkan kesehatannya antara lain :
1) Mencegah penyebaran penyakit
2) Mengobati dan menghentikan proses
infeksi nifas.
3) Menyembuhkan penderita infeksi nifas
dan mencegah terjadinya komplikasi pada masa nifas.
d. Disability Limitation
Usaha
pembatasan kecacatan atau pada tahap inicacat yang terjadi terutama untuk
mencegah infeksi nifas menjadi berkelanjutan.
1) Memberikan pengobatan yang tepat
dengan cara pemberian anti biotik yang tepat
2) Melakukan pengontrolan secara
teratur dan rutin untuk mencegah komplikasi
e. Rehabilitation
1) Pada proses ini di usahakan agar
infeksi pada ibu nifas tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita
dapat berfungsi optimal, secara fisik, mental, dan social.
2) Memberikan dukungan moril dan mental
pada ibu dengan infeksi nifas
C.
Ibu Menyusui
1.
Definisi Menyusui
Menyusui
adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu
(ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan
dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah
gizi terbaik untuk bayi. Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau
oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui
lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Pemerintah dan organisasi
internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk
pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara
lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.
ASI
Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan.
ASI sangat baik untuk kesehatan bayi, ASI juga mengandung antibiotik yang bisa
melindungi bayi dari berbagai penyakit selama antibodinya berkembang. Oleh
sebab itu pemberian ASI disarankan pada 6 bulan awal masa kelahiran (ASI
eksklusif).
Promosi
kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang kesehatan
disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Ibu
menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu (ASI) dari payudara ibu itu sendiri.
Promosi
kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku yang
dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu
menyusui.
2.
Tujuan Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui
Tujuan
jangka panjang dalam promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah mengoptimalkan
status kesehatan dalam hal menyusui, tujuan jangka menengah adalah menciptakan
perilaku sehat menyusui yang baik dan benar dan tujuan jangka pendek adalah
sasaran atau ibu menyusui mengerti dan memahami teknik menyusui yang benar,
bersikap dan memiliki norma yang positif mengenai menyusui.
3.
Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui
Penyelenggaraan
Pekan ASI Sedunia adalah suatu gerakan yang dilaksanakan secara serentak di
seluruh dunia pada setiap minggu pertama bulan Agustus. Tujuannya adalah agar
setiap negara, secara terus menerus bersama-sama melaksanakan upaya-upaya yang
nyata untuk membantu ibu agar berhasil menyusui. "Menyusui : Sepuluh
Langkah Menuju Sayang Bayi" adalah tema Pekan ASI Sedunia tahun 2010
dengan slogan “Sayang Bayi, Beri ASI” adalah suatu komitmen nyata dari
fasilitas kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui, melalui pemberian
perlindungan dan memberikan informasi serta dukungan kepada ibu agar dapat
menyusui bayinya secara eksklusif.
Sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui atau Ten Step to Successful Breeastfeeding
(WHO/UNICEF 1989, isi dikembangkan oleh DepKes RI dan BKPPASI) merupakan upaya
promosi kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
1. Langkah I : Buatlah kebijakan
tertulis tentang pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua
petugas pelayanan kesehatan.
Pada tahun
1989, UNICEF bersama WHO memperkenalkan Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui
dengan mengeluarkan sebuah Pernyataan Bersama mengenai “Perlindungan, Promosi,
dan Dukungan Menyusui: Peran Khusus Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ibu”. Tahun
1990 Deklarasi Innocenti menghimbau dunia agar mendukung
pelaksanaan Sepuluh Langkah disemua fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan ibu. Selain itu juga mempunyai kebijakan yang melarang
promosi susu formula sesuai dengan Juklak Dep.Kes. tahun 1991 tentang Permenkes
no.240 tahun 1985. Dimana semua kebijakan tersebut harus dikomunikasikan secara
rutin kepada semua staf dan dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh semua
orang yang datang ke Pelayanan Kesehatan tersebut.
2. Langkah II : Memberikan pelatihan
bagi petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan hal-hal yang disebutkan dalam
kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI.
Keberhasilan
komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien pada umumnya akan melahirkan
kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya timbulnya empati atau
ikut merasakan apa yang sedang dialami oleh pasien. Pada promosi
kesehatan pada ibu menyusui petugas kesehatan diberi pelatihan mengenai
berkomunikasi yang baik secara efektif dengan ibu-ibu (ibu menyusui) dan
keluarganya sehingga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri khususnya pada
ibu menyusui dan meningkatkan kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatannya serta keterampilan mengenai menyusui yang
baik. Dalam melaksanakan promosi pemberian ASI di Rumah Sakit pelatihan kepada
petugas meliputi:
a. 10 langkah menuju keberhasilan
menyusui dan kebijakan tertulis lainnya mengenai pemberian ASI.
b. Pelatihan paling sedikit 16 jam dan
pengalaman klinik paling sedikit 3 jam, kemudian diikuti dengan supervisi.
c. Pelatiahan atau penyegaran dilakukan
secara berkelanjutan terhada semua staf yang terkait terhada promosi pemberian
ASI
3. Langkah III : Menjelaskan manfaat
menyusui
Keunggulan
dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek
penundaan kehamilan.
a. Aspek Gizi.
Manfaat
Kolostrum :
1) Kolostrum mengandung zat kekebalan
terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama
diare.
2) Jumlah kolostrum yang diproduksi
bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3) Kolostrum mengandung protein,
vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga
sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu
kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi
ASI :
1) ASI mudah dicerna, karena selain
mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan
zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2) ASI mengandung zat-zat gizi
berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
bayi/anak.
3) Selain mengandung protein yang
tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk
bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan
dengan susu sapi. ASI mengandung Whey : Casein lebih banyak yaitu 65 : 35.
Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu
sapi mempunyai perbandingan Whey:Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah
diserap.
Komposisi
Taurin, DHA dan AA pada ASI :
1) Taurin adalah sejenis asam amino
kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan
berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada
retina mata.
2) Decosahexanoic Acid (DHA) dan
Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu
masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
b. Aspek Imunologik
1) ASI mengandung zat anti infeksi,
bersih dan bebas kontaminasi.
2) Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum
atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat
melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
3) Laktoferin yaitu sejenis protein
yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran
pencernaan.
4) Lysosim, enzym yang melindungi bayi
terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI
300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
5) Sel darah putih pada ASI pada 2
minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu:
Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated
Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated
Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
6) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat
yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus.
Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
c. Aspek Psikologis
1) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
: bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi.
Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
2) Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan
dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi :
ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti
sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena
bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
d. Aspek Kecerdasan
Interaksi
ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem
syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan
bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi
pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point
lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi
ASI.
e. Aspek Neurologis
Dengan
menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang
terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
f. Aspek Ekonomis
Dengan
menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan
bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran
rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
g. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan
menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenorea Laktasi (MAL).
4. Langkah IV : Melaksanakan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu langsung
diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi akan mencapai dan dapat menghisap
puting ibu dalam waktu 30 menit. Dengan demikian, kolostrum atau ASI yang
berwarna kekuning-kuningan, ASI yang pertama keluar akan langsung dihisap oleh
sang bayi. Sebagaimana kita ketahui kolostrum mengandung zat kekebalan yang
lebih banyak dari Air Susu yang keluar pada hari-hari berikut setelah kelahiran
bayi. Kontak fisik pertama antara ibu dan bayi akan semakin merekatkan rasa
kasih sayang ibu dan bayi. Lalu dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif. ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam
tahap ASI eksklusif ini.
5. Langkah V : Menunjukkan teknik
menyusui yang benar
Teknik
menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Persiapan
memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara
semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar
payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya
kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak.
Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak,
dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan
memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
a. Membersihkan puting susu dengan air
atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
b. Puting susu ditarik-tarik setiap
mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
c. Bila puting susu belum menonjol
dapat memakai pompa susu.
Posisi
yang benar dalam pemberian asi sangat menentukan bagi kenyamanan bayi dan ibu
sendiri. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan berdiri,
duduk, atau rebahan. Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang bersih
dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri, duduk,
atau berbaring dengan santai (sesuai keinginan).
a.
Melekat
dengan benar :
1) Dagu menempel pada payudara ibu
2) Bibir bawah terbuka keluar
3) Mulut terbuka lebar
4) Bagian atas areola mamae lebih
banyak berada dalam mulut bayi
b.
Posisi
tubuh :
1) Perut bayi menghadap badan ibu
2) Telinga, bahu, tangan berada dalam
satu garis lurus
3) Bayi di dekatkan dengan ibu
4) Ibu menyangga seluruh badan bayi
Menyusui
dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau
bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan
memperlihatkan tanda-tanda yaitu bayi tampak tenang, bayi nampak menghisap kuat
dengan irama perlahan dan puting susu tidak terasa nyeri.
a.
Posisi
menyusui:
1) The cradle
Posisi ini
sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bayi berada di perut ibu sampai
kulitnya dan kulit ibu saling bersentuhan. Tubuh bayi menghadap kearah ibu dan
meletakkan kepala bayi pada siku tangan ibu.
2) The cross cradle hold
Satu
lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi
dudukan tetapi ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi
menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
3) The football hold
Bayi
disamping ibu dengan kaki bayi dibelakang ibu dan bayi terselip di bawah lengan
ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk
ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara
besar. Posisi ini membutuhkan bantal untuk menopang bayi.
4) Saddle hold
Posisi ini
merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi duduk. Ini juga
bekerja dengan baik jika bayi memiliki pilek atau sakit telinga. Bayi duduk
tegak dengan kaki mengangkangi ibu.
5) The lying position
Menyusui
dengan berbaring akan memberi ibu lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan
juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Ibu bisa tidur saat bayi
menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal dan pastikan bahwa perut
bayi menyentuh ibu.
b.
Berbagai
masalah dalam menyusui
1) Payudara bengkak
Payudara
bengkak biasanya terjadi 2 atau 3 hari pasca persalinan. Bengkak pada payudara
ini di sebabkan oleh penggumpalan air susu dalam kelenjar susu di payudara yang
lama kelamaan dapat menyebabkan tersumbatnya kelenjar susu sehingga pengeluaran
volume ASI berkurang. Desakan ASI yang tidak lancer menimbulkan rasa nyeri pada
payudara ibu.
Penggumpalan
air susu biasa terjadi karena bayi enggan menyusui pada ibu nya kemungkinan
karna derasnya aliran air susu yang keluar sehingga bayi tak nyaman saat
menyusui. Produksi ASI yang melimpah tanpa disusukan atau dipompa lambat laun
akan menyebabkan penggumpalan yang pada akhirnya menyumbat kelenjar susu.
Jika ibu
mengalami bengkak pada panyudara, atasilah dengan memijat daerah payudara yang
sakit sehari 2 kali kearah puting susu. Gunakan baby oil atau minyak kelapa
murni untuk melemaskan dan membuat daerah sekitar payudara tidak kaku.
2) Payudara meradang
Gangguan
ini biasa disebut sebagai mastitis. Radang ini akan terjadi karena ibu tidak
menyusui atau puting payudara lecet karena mernyusui. Kondisi ini biasa terjadi
pada satu atau kedua payudara sekaligus. Umumnya radang terjadi 2-6 minggu
pasca persalinan akibat adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu
ketat. Untuk mencegah mastitis, ibu harus menyusui bayi segera dan sesering
mungkin, bila payudara terasa penuh segera keluarkan dengan cara menyusui
langsung pada bayi. Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotik
yang baik dan aman untuk ibu menyusui.
3) Puting datar atau tenggelam
Kalainan
ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih pendek dan menarik
puting susu kedalam. Upaya agar puting tidak datar atau tenggelam lagi ialah
tarik puting susu keluar dengan jari tangan, tahan selama beberapa waktu,
lakukan selama 2 hari sekali.
4) Puting lecet
Puting
lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat menyusui. Umumnya terjadi pada
hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri, ibu dianjurkan untuk teruskan
menyusui bayinya agar nyeri berkurang dan oleskan sedikit ASI pada puting susu
dan sekitarnya atau kompres payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5) Gangguan volume ASI
Menyusui
melibatkan proses menghasilkan dan mengeluarkan ASI. Biarkan pemberian ASI
lancar, kedua proses itu harus berjalan dengan seimbang. Jika tidak terjadi
keseimbangan maka proses menyusuipun tidak akan berjalan lancar.
6) Bingung puting
Bingung
puting merupakan masalah menyusui yang timbul karena bayi yang masih terlalu
kecil mengalami kebingungan antara meghisap puting dengan botol susu. Solusinya
ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perah dengan sendok, bukan botol
susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak binggung
puting.
6. Langkah VI : Tidak memberikan
makanan dan atau minuman selain ASI
ASI tak
dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena ASI mengandung
zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan
bayi setiap saat. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
7. Langkah VII : Melaksanakan rawat
gabung
Rawat
gabung merupakan satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan
tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruangan. Manfaat
dilakukannyan rawat gabung yaitu:
a. Dengan rawat gabung antara ibu dan
bayi akan terjalin proses lekat (bonding) yang dapat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya
b. Ibu mudah menyusui kapan saja
c. Bayi dapat disusui dengan frekuensi
yang lebih sering dan menimbulkan refleks prolaktin yang mampu memacu proses
produksi ASI dan refleks oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan
mempercepat involusi rahim
d. Petugas kesehatan lebih mudah untuk
mengetahui perkembangan kondisi kesehatan ibu dan bayi.
8. Langkah VIII : Membantu ibu menyusui
sesering mungkin dan semau bayi
Sebaiknya
dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena
sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau sekedar ingin
didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur
dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui
yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh
pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai
kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja
dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
9. Langkah IX : Tidak memberikan dot
atau kempeng
Oleh
karena pemberian susu formula kadang tidak disertai dengan botol atau dot yang
cukup terjamin kebersihannya sehingga bayi menjadi diare. Dan pengenceran atau
perbandingan bubuk susu dan air kadang tidak sesuai dengan ketentuan pada label
yang berakibat bayi kurang gizi.
10. Langkah X : Membina kelompok
pendukung ASI
Dukungan
lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi penentu
keberhasilan pemberian ASI diantaranya:
a. Suami
Bentuk
dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri ketika sedang
menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat
sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar
pemberian ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang
dalam masa pemberian ASI kepada sang buah hati.
b. Keluarga
Melengkapi
pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, memberikan pujian,
semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui, membantu dalam
perawatan bayi.
c. Tenaga kesehatan
Tidak
mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang ASI dan
seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan agar para ibu
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai
bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang
bayi/anak ASI.
d. Lingkungan kerja atau kantor
Menerapkan
kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan yang menyusui,
menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk memerah/menyusui langsung
bila menyusui harus dilakukan selama waktu kerja.
e. Sesama ibu menyusui
Saling
berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan dukungan seputar
kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan
kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2
tahun atau lebih.
f. Pemerintah
Senantiasa
mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat, memperbaiki dan melengkapi
perangkat yang mendukung kegiatan menyusui dan pemberian ASI, menindak dengan
tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan
pemberian ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia.
4.
Promosi Kesehatan pada Ibu Menyesui yang Bekerja
Prinsip
umum bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara lain:
a. Manajemen puncak harus mendukung
secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat dalam program
tersebut.
b. Pihak pekerja atau karyawan pada
semua tingkat pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan implementasi
intervensi.
c. Fokus intervensi harus berdasarkan
pada esame risiko yang dapat didefinisikanserta dimodifikasi, dan
merupakan prioritas bagi pekerja atau karyawan.
d. Intervensi harus disusun sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja atau karyawan.
e. Sumber daya setempat harus
dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan intervensi.
f. Evaluasi harus dilakukan juga.
g. Organisasi harus menggunakan
inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi kesehatan yang
intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
h. Intervensi harus bersifat sustained
(kontinu) serta didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan dan atau model
yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
Upaya
promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk ibu menyusui yang bekerja antara
lain:
1. Memberikan konseling tentang
persiapan ketika sudah kembali bekerja seperti:
a. Memberitahu ibu untuk mersiapkan
segala kebutuhan esok hari, pada malam hari sebelumnya.
b. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi
sebelum berangkat ke kantor.
c. Mengusahakan agar perpisahan dan
pertemuan kembali ibu dengan bayi dilaksanakan dalam suasana gembira.
2. Memberikan konseling kepada ibu
ketika ibu berada di kantor seperti:
a. Memberitahu ibu untuk memerah atau
pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
b. Memberitahu memerah atau pompa ASI
secara teratur sesuai dengan jadwal dan sebelum payudara ibu terasa penuh.
c. Menggunakan cara yang benar untuk
menyimpan dan mengangkut ASIP.
d. Memastikan bahwa pengasuh bayi
mengerti tata cara pemberian ASIP yang benar.
e. Memberitahu kepada pengasuh bayi
untuk tidak memberikan ASIP ketika anda sudah dekat rumah.
f. Memberitahu ibu untuk menyusui bayi
ketika sudah kembali pulang, pada malam hari, diakhir esam dan setiap saat
ibu sedang bersama bayi.
g. menganjurkan ibu agar meminta
dukungan esame rekan kantor dalam upaya ibu untuk terus memberikan ASI.
h. menganjurkan ibu untuk
mencari esame ibu bekerja yang juga menyusui untuk saling tukar pendapat
pengalamam dan saling mendukung.
3.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Selama
persalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus di
kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah,
memeriksa asupan cairan dan keluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan
dukungan. Pemantauan ini harus di pertahankan sampai proses kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan memperhatikan privasi
selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya, dan
menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.
1. Nifas adalah masa pulih
kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. Sedangkan Menyusui adalah proses
pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari
payudara ibu.
2. Pencegahan infeksi masa nifas
merupakan salah satu upaya promosi kesehatan pada masa nifas
3. Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia
adalah salah satu upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui.
Menyusui
adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu
(ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan
dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah
gizi terbaik untuk bayi. Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau
oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui
lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Pemerintah dan organisasi
internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk
pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara
lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.
ASI
Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan.
ASI sangat baik untuk kesehatan bayi, ASI juga mengandung antibiotik yang bisa
melindungi bayi dari berbagai penyakit selama antibodinya berkembang. Oleh
sebab itu pemberian ASI disarankan pada 6 bulan awal masa kelahiran (ASI
eksklusif).
B.
Saran
Dari hasil
kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan ibu nifas dan menyusui serta menambah informasi dan wawaasan.
1.
Bagi
instansi pendidikan
Disarankan
agar mengembangkan pengetahuan tentang promosi kesehatan tentang masa nifas dan
menyusui guna menunjang peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, sehingga
dapat menjadi literature untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
khususnya ibu nifas dan menyusui.
2.
Bagi
profesi kebidanan
Disarankan
agar mengembangkan pengetahuan kesehatan terkait promosi kesehatan ibu nifas
dan menyusui, terhadap klien. Guna memonitoring kesehatan ibu nifas dan
menyusui.
3.
Bagi
pembaca
Disarankan
agar memahami dan memperluas wawasan mengenai promosi kesehatan ibu nifas dan
menyusui
DAFTAR
PUSTAKA
Maulana,
Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta
Soetjiningsih. 1997. ASI
: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC
http://books.google.co.id/books?id=JFIhmEZ124IC&dq=penny+simkin+-+Panduan+Lengkap+Kehamilan,+Melahirkan,+Dan+Bayi&sitesec=reviews di unduh pada tanggal 17
November 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
ii
|
KATA
PENGANTAR
Adapun makalah "Upaya Pelayanan Kesehatan" ini
telah penulis usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat
bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan
secara tepat waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu
ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun
kekurangan-kekurangan lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik
dan saran kepada penulis agar penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah "Upaya
Pelayanan Kesehatan" ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang
tertuang dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para
pembaca.
Pariaman,
Juni 2014
Penulis
i
|
As claimed by Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years more and weigh an average of 19 KG lighter than us.
BalasHapus(By the way, it is not about genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING to around "how" they eat.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
CLICK on this link to uncover if this short questionnaire can help you decipher your real weight loss potential