Makalah ASKEB Bronkitis

BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Bronkitis  adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis dan otot polos bronkus. Bronkus yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side), sedangakan bronkus besar jarang terjadi. Bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan pada seorang pasien dalam keadaan lanjut, penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.
Penyebab  utama adalah merokok  yang berat dan berjangka panjang, yang mengititasi tabung bronkial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan.penyakit ini  di temukan di klinik dan di derita oleh  laki-laki dan dapat di derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital .

B.       Rumusan Masalah

1.    Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit Bronchitis ?
2.    Gejala apa saja yang dapat ditemukan pada orang yang terkena penyakit Bronkhitis ?
3.    Apakah penyakit Bronkitis bisa dicegah ?
4.    Bagaimana cara mengobati penyakit Bronkitis ?

C.      Tujuan

1.    Tujuan secara umum
Mengerti tentang bronkitis dan memahami apa yang harus di lakukan untuk menangani bronchitis


2.    Tujuan khusus :
a.       Untuk mengetahui Bronkitis Akut
b.      Mengetahui penyebab dari Bronkitis
c.       Mengetahui patofisiologi Bronkitis Akut
d.      Mengetahui gejala orang yang terkena penyakit Bronkitis
e.       Mengetahui cara pengobatan penyakit Bronkitis  

D.      Manfaat

Manfaat pembuatan makalah yang ingin dicapai penulis pada kondisi Bronkitis adalah sebagai berikut :
a.       Ilmu Pengetahuan
Sebagai khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan yang memberikan gambaran mengenai bronkitis akut.
b.      Institusi pendidikan
Dapat dimanfaatkan untuk institusi pendidikan sebagai sarana pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik dilingkungan pendidikan kesehatan
c.       Bagi penulis
Memperdalam dan memperluas wawasan mengenai hal  kurang lebih hal-hal yang berhubungan dengan bronkitis akut.
d.      Bagi pembaca
Menyebarluaskan informasi kepada pembaca maupun masyarakat tentang Bronkitis 



BAB II

PEMBAHASAN


A.      Anatomi Fisiologi

Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolism.
a.         Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama yang mempunyai dua lubang dipisahkan oleh sekat septum nasi. Di dalamnya terdapat bulu-bulu untuk menyaring udara, debu dan kotoran. Selain itu terdapat juga konka nasalis inferior, konka nasalis posterior dan konka nasalis media yang berfungsi untuk mengahangatkan udara.
b.         Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar pernapasan, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa tempat terdapat folikel getah bening.
c.         Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebelum sebagai pembentuk suara. Terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya. Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.
d.        Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.
e.         Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra thorakalis IV dan V. mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 – 8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 – 12 cincin dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disini terdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.
f.          Paru-paru
 Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung. Di sinilah tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

B.       Bronkitis

a.         Defenisi
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh bronkus,trakea dan bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi
Bronchitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus local yang bersifat patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen –elemen elastic dan otot-otot polos bronkus . pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang. Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.
Secara klinis para ahli mengartikan  bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga.
Definisi bronchitis menurut beberpa sumber adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang ulang  minimal selam3 bulan pertahun atau paling sedikit 2 tahun berturut turut pada pasien yang diketahui tidak terdapatpenyebab lain.
b.         Klasifikasi
1.      Bronkitis Akut
Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis, merupakan penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering dijumpai. (berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu)
2.      Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang.
Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya (KONIKA, 1981). Dengan memakai batasan ini maka secara jelas terlihat bahwa Bronkitis Kronik termasuk dalam kelompok BKB tersebut. Dalam keadaan kurangnya data penyelidikan mengenai Bronkitis Kronik pada anak maka untuk menegakkan diagnosa Bronkitis Kronik baru dapat ditegakkan setelah menyingkirkan semua penyebab lainnya dari BKB. (boleh berakhir sehingga 3 bulan dan menyerang semula untuk selama 2 tahun atau lebih).

C.      Tanda dan Gejala

Gejala bronchitis akut dan kronis yang perlu Anda ketahui:
·       Batuk
·       Adanya lendir, baik yang tidak berwarna, putih atau berwarna kuning kehijauan
·       Napas pendek, yang memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga
·       Napas sesak
·       Lelah
·       Demam ringan dan menggigil
·       Rasa tidak nyaman pada dada
Jika anda mengalami bronchitis akut, anda mungkin memiliki batuk yang tetap ada dalam beberapa minggu setelah bronchitis sembuh. Bagaimanapun gejala bronchitis dapat membingungkan. Anda  tidak dapat  memiliki lendir ketika anda mengalami bronchitis, dan anak-anak sering menelan lendir tersebut sehingga orang tua mungkin tidak dapat mengetahuinya. Ada dapat mengalami bronchitis kronis tanpa mengalami bronchitis akut terlebih dahulu. Serta banyak perokok yang harus membersihkan lendir pada tenggorokannya pada pagi hari ketika bangun dari tidur, yang jika hal ini berlanjut lebih dari tiga bulan maka mungkin ia mengalami bronchitis kronis.
Jika anda mengalami bronchitis kronis, peradangan dalam jangka waktu lama menyebabkan pipa  bronchila terluka dan memproduksi terlalu banyak lendir. Lama kelamaan dinding pipa bronchial akan menebal dan jalan napas anda dapat terluka. Tanda dan gejala bronchitis kronis juga dapat berupa:
·       Batuk yang memburuk pada pagi hari dan pada cuaca lembab
·       Sering mengalami infeksi pernapasan (seperti pilek dan flu) dengan batuk berdahak yang memburuk
Jika anda mengalami bronchitis kronis, anda dapat memiliki periode dimana tanda dan gejala akan memburuk. Pada saat itu anda dapat memiliki bronchitis akut yang berlapis baik karena bakteri maupun virus sebagai tambahan pada bronchitis kronis anda.
Secara klinis, Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni:
1.   Bronkitis kronis ringan ( simple chronic bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan.
2.   Bronkitis kronis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak kental, purulen (berwarna kekuningan).
3.   Bronkitis kronis dengan penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction ), ditandai dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi.
Untuk membedakan ketiganya didasarkan pada riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis oleh dokter disertai pemeriksaan penunjang (jika diperlukan), yakni radiologi (rontgen), faal paru, EKG, analisa gas darah.

D.      Manifestasi Klinis

1.      Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2.      Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3.      Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
4.      Bengek
5.      Lelah
6.      Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7.      Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8.      Pipi tampak kemerahan
9.      Sakit kepala
10.  Gangguan penglihatan
11.  Sedikit demam.
12.  Dada merasa tidak nyaman.

E.       Komplikasi

a.       Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.
b.      Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia
c.       Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
d.      Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis

F.       Pemeriksaan Penunjang

1.      Pemeriksaan radiologisTubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
2.      Pemeriksaan fungsi paru

3.      Analisa gas darah antaralain :
a.         Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)
b.         Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
c.         Saturasi hemoglobin menurun.
d.        Eritropoesis bertambah.

G.      Diagnosa

Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskopakan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal.
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2.      Ketidakefektifan pola nafas
3.      Gangguan pertukaran gas
4.      Intoleran aktivitas
5.      Gangguan rasa nyaman
6.      Nyeri
7.      Gangguan keseimbangan cairan
8.      Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
9.      Gangguan pola tidur

H.      Etiologi

1.      Bronchitis akut.
Virus pilek sering menyebabkan bronchitis akut. Tetapi anda juga dapat mengalami bronchitis noninfeksi karena terkena asap rokok dan polutan lain seperti debu. Bronchitis dapat juga terjadi ketika asam perut sering naik ke dalam esophagus, kondisi ini dikenal dengan nama gastroesophageal reflux disease (GERD). Dan pekerja yang terkena debu atau asap tertentu dapat mengalami bronchitis. Bronchitis akut umumnya hilang ketika tidak lagi terkena iritan.
2.      Bronchitis kronis
Terkadang peradangan dan penebalan dinding pipa bronchial menjadi permanen. Kondisi yang diketahui sebagai bronchitis kronis. Anda umumnya mempertimbangkan bahwa anda mengalami bronchitis kronis jika anda batuk setiap hari yang hilang setelah tiga bulan dalam setahun dalam dua tahun berturut. Tidak seperti bronchitis akut, bronchitis kronis terus berlanjut dan merupakan penyakit yang serius. Merokok adalah penyebab yang paling besar, tetapi polusi udara dan debu atau gas beracun pada lingkungan atau tempat kerja juga dapat berkontribusi pada penyakit ini.
Penyebab Penyakit Bronkitis juga biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Sehingga imun tubuh tidak terlalu bagus dan ketika virus penyebab penyakit bronkitis masuk, imun tubuh tidak bisa menghadangnya.
Penyebab Penyakit Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
·           Sinusitis kronis
·           Bronkiektasis
·           Alergi
·           Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Penyebab penyakit Bronkitis iriatif adalah :
·           Terkena berbagai jenis debu
·           Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, dan bromin
·           Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
·           Tembakau dan rokok lainnya.
Faktor risiko terkena Bronchitis
Faktor yang meningkatkan risiko terkena bronchitis antara lain:
·           Merokok. Rokok memang sumber dari berbagai macam penyakit. Karena itu, berhentilah merokok karena sangat merugikan kesehatan.
·           Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau kondisi lain yang membuat daya tahan tubuh menjadi lemah
·           Kondisi dimana asam perut naik ke esophagus (gastroesophageal reflux disease)
·           Terkena iritan, seperti polusi, asap atau debu
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.
1.    Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2.    Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie
3.    Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
4.    Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.


5.    Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

I.         Patofisiologi

Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchioles tersebut rusak dan dindingnya melebar. 
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.
Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas

J.        Cara Pengobatan Penyakit Bronchitis

Penatalaksanaan Pengobatan :
1.      Tindakan suportif
2.      Pendidikan bagi pasien dan keluarganya tentang :
a.         Menghindari merokok
b.        Menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup.
c.         Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan.
d.        Nutrisi yang baik.
e.         Hidrasi yang adekuat.
3.      Terapi khusus (pengobatan) :
a.         Bronchodilator
b.        Antimikroba
c.         Kortikosteroid
d.        Terapi pernafasan
e.         Terapi aerosol
f.         Terapi oksigen
g.        Penyesuaian fisik
h.        Latihan relaksasi

Penatalaksanaan Bronkitis kronis juga dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah timbulnya penyulit, meliputi:
·         Edukasi, yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan faktor-faktor pencetus kekambuhan Bronkitis kronis.
·         Sedapat mungkin menghindari paparan faktor-faktor pencetus.
·         Rehabilitasi medik untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan mencegah kekambuhan, diantaranya dengan olah raga sesyuai usia dan kemampuan, istirahat dalam jumlah yang cukup, makan makanan bergizi.
·         Oksigenasi (terapi oksigen)
·         Obat-obat bronkodilator dan mukolitik agar dahak mudah dikeluarkan.
·         Antibiotika. Digunakan manakala penderita Bronkitis kronis mengalami eksaserbasi oleh infeksi kuman ( H. influenzae, S. pneumoniae, M. catarrhalis). Pemilihan jenis antibiotika (pilihan pertama, kedua dan seterusnya) dilakukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Para penderita Bronkitis kronis seyogyanya periksa dan berkonsultasi ke dokter manakala mengalami keluhan-keluhan batuk berdahak dan lama, sesak napas, agar segera mendapatkan pengobatan yang tepat


Pengobatan Penyakit Bronkitis
a.       Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lender
1.      Berjemur dipagi hari.
2.      Sering mengubah posisi.
3.      Banyak minum.
4.      Inhalasi
5.      Nebulizer
   Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain
b.      Tindakan Medis.
1.      Jangan beri obat antihistamin berlebih.
2.      Beri antibiotic bila ada kecurigaan infeksi bacterial. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.
3.      Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
4.      Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative
5.      Untuk penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau asetaminofen. Untuk anak-anak, sebaiknya hanya diberikan asetaminofen.
6.      Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprimsulfametoksazol, tetracyclin, atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah mycoplasma   penumoniae.
7.      Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik. Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.


Pencegahan Penyakit Bronkitis
Jika Anda telah sering mengalami serangan bronkitis atau berulang, penyebabnya mungkin sesuatu di lingkungan Anda. Lokasi yang dingin, lembab - khususnya dikombinasikan dengan polusi udara atau asap rokok - dapat membuat Anda lebih rentan terhadap bronkitis akut.  Ketika masalah menjadi berat, Anda mungkin perlu untuk mempertimbangkan perubahan di mana dan bagaimana Anda hidup dan bekerja.
Tindakan yang dapat membantu menurunkan risiko bronchitis dan melindungi paru-paru anda secara umum adalah:
·         Hindari merokok dan menjadi perokok pasif. Asap tembakau meningkatkan risiko bronkitis kronis dan emphysema.
·         Cobalah untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu. Semakin sedikit Anda terkena virus yang menyebabkan bronkitis, semakin rendah risiko Anda mendapatkannya. Hindari kerumunan orang selama musim flu.
·         Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat lembab sehingga membuat bronkus mengalami vasokontriksi dan peningkatan produksi secret.
·         Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya telur, susu, daging dan sebagainya.
·         Dapatkan vaksin flu tahunan. Banyak kasus bronkitis akut hasil dari influenza, virus. Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungi Anda dari flu, yang pada gilirannya, dapat mengurangi risiko bronkitis.
·         Tanyakan kepada dokter tentang pneumonia shot. Jika usia Anda lebih dari 60 tahun atau Anda memiliki faktor risiko seperti diabetes, penyakit jantung dan paru-paru, perlu dipertimbangkan melakukan shot bronkitis. Selain itu, dikenal sebagai vaksin Prevnar dapat membantu melindungi anak-anak terhadap pneumonia. Kami menganjurkan untuk semua anak di bawah usia 2 tahun dan untuk anaku usia 2 hingga 5 tahun yang berada pada risiko tertentu penyakit pneumokokus, seperti mereka yang memiliki kekurangan sistem kekebalan tubuh, asma, penyakit jantung atau anemia sel sabit. Efek samping dari vaksin pneumokokus biasanya kecil dan ringan termasuk rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan. Jika Anda memiliki radang paru-paru atau lebih lima tahun yang lalu menjalankan shot, dokter anda dapat merekomendasikan bahwa Anda mendapatkan satu lagi.
·         Cuci tangan atau menggunakan sanitizer tangan secara teratur. Untuk mengurangi risiko terkena infeksi virus, sering mencuci tangan anda dan membiasakan menggunakan sanitizer tangan. Dan jangan menggosok hidung atau mata Anda.
·         Ketika praktek, memakai masker. Jika Anda harus menghabiskan banyak waktu di sekitar orang lain yang batuk dan bersin, ide yang baik untuk memakai masker yang menutupi mulut dan hidung untuk mengurangi risiko infeksi.

Herbal Tradisional Anti-Bronchitis
Beberapa tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan bronkhitis ternyata bisa dijumpai dengan mudah karena cenderung mudah ditanam dan dipelihara. Berbagai tumbuhan tersebut memiliki efek anti-peradangan (anti-inflamasi), antibiotik, anti-bakterial, meredakan batuk, dan lainnya. Beberapa jenis tumbuhan obat yang bisa digunakan untuk pengobatan bronkhitis antara lain:
·         Sambiloto
Sambiloto memiliki efek farmakologis seperti anti-radang, menurunkan panas, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, dan penawar racun (anti-toksik).
·         Pegagan
Efek farmakologis dari pegagan yakni anti-infeksi, anti-bakterial, penurunan panas, penenang, peluruh kemih, membesihkan darah, dan lainnya.


·         Bawang putih
Bawang Putih memiliki efek farmakologis seperti efek hangat, sebagai antibiotik, antioksidan, melancarkan peredaran darah, menstimulasi sistem imu, dan lainnya.
·         Sirih
Sirih memiliki efek farmakologis seperti menimbulkan rasa hangat, pedas, berkhasiat menghentikan batuk, mengurangi peradangan, menghilangkan gatal, dan lain-lain.
·         Kulit Jeruk mandarin
Efek farmakologis dari kulit jeruk mandarin seperti pedas dan hangat. Khasiat dari kulit Jeruk Mandarin ialah anti-asma, peluruh dahak, anti-peradangan, dan lainnya.
·         Jahe
Efek farmakologis Jahe ialah antibiotik, peluruh dahak, anti-radang, melancarkan sirkulasi darah, dan lainnya.
·         Daun Saga
Efek farmakologis Daun Saga ialah penyejuk pada kulit dan selaput lendir serta anti-batuk.














BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN


A.    Pengkajian

a.       Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnose medis, dll )
b.      Identitas penanggung Jawab ( nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien )
c.       Keluhan utama
Sesak napas, batuk-batuk berdahak-Dahak, sputum putih/mukoid
d.      Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi latar belakang penyakit (mulai dirasakan oleh pasien), berkembang dan tindakan yang dilakukan dalam mengatasi penyakitnya
e.       Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji dan tanyakan pada pasien, apakah seorang perokok, kaji riwayat penyakit pernapasan yang lainnya
f.       Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada dalam anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien dan kaji apakah ada riwayat keluarga yang terkena penyakit saluran pernapasan.
g.      Pemeriksaan Fisik, meliputi :
1.      Keadaan Umum
Kaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi klien saat datang.
2.      Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu meningkat, tekanan darah meningkat, Respirasi meningkat
3.      Sistem Kardiovaskuler
peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, Bunyi jantung redup,


4.      Pemeriksaan Dada
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal. terdengar Bunyi nafas ronchi Perkusi hyperresonan pada area paru.
Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan. pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru, Wizing kadang (+), kadang samar
5.      Pemeriksaan Abdomen
6.      Pemeriksaan anggota gerak
Bisa terdapat edema dependent Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis Pucat, dapat menunjukkan anemi. Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat
7.      Pola aktifitas sehari-hari dengan:
Ø  Aspek biologi:
Mual/muntah.
Nafsu makan buruk/anoreksia
Ketidakmampuan untuk makan
Penurunan berat badan, peningkatan berat badan
Ø  Aspek Psiko:
Ansietas, ketakutan, peka  terhadaprangsangan.
Ø  Aspek Sosio:
Terjadi hubungan ketergantungan, kegagalan dukungan dari/ terhadap pasangan/ orang terdekat
8.      Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thoraks        à    gerakan kasar, pada apek paru
Laboratorium      à        terjadi peningkatan leucocyt
Kadang-kadang LED ↑
Pemeriksaan radiologis
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.
Corak paru bertambah

B.     Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul

1.            Inefektif pola napas b/d edema pada bronkus
2.            Bersihan jalan napas tidak efektif b/d akumulasi sekret
3.            Peningkatan suhu tubuh b/d adanya proses inflamasi.
4.            Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia
5.            Intoleransi aktifitas b/d kelelahan.

C.    Perencanaan Keperawatan

Kriteria hasil : suara napas vesiculer, inspirasi lebih panjang dari expirasi. RR = 18-20x/menit.
INTERVENSI
RASIONALISASI
-          Pantau : status pernafasan tiap 4 jam, tanda-tanda vital tiap 8 jam.


-          Pertahankan posisi fowler atau semi fowler.





-          Anjurkan klien untuk tidak banyak bicara dan tidak memakai baju yang terlalu ketat serta tidak terlalu banyak orang dalam ruangan.

-          Anjurkan pasien untuk melakukan nafas dalam tiap 2 jam sekali.

-          Kolaborasi dengan petugas medis/ dokter untuk pemberian oksigen.


-          Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
-          Untuk mengidentifikasi kemajuan dan atau penyimpangan yang diharapkan.

-          Posisi ½ duduk/duduk dapat/ memungkinkan expansi paru lebih penuh dengan cara menurunkan tekanan abdomen pada diafragma.
-          Agar tidak menambah sesak nafas pada klien

-          Nafas dalam dapat mencegah atelektasis pada paru.


-       

   Pemberian oksigen tambahan dapat menurunkan kerja pernafasan.



-          Nikotin dapat menyebabkan penyempitan pada bronchus


Tujuan : kepatenan jalan napas tetap terpelihara
Kriteria hasil : bunyi napas bersih, frekuensi napas antara 12-24 per menit dan warna kulit normal.
INTERVENSI
RASIONALISASI
-          Anjurkan klien untuk melakukan posisi fowler atau semi fowler


-          Anjurkan klien untuk batuk efektif

-          Berikan/anjurkan pada klien untuk minum air putih hangat yang cukup + 2 L/hari.

-          Kolaborasi untuk pemberian terapi expectoran.


-          Izinkan klien untuk membatukkan sekret, jika tidak dapat membatukan sekret lakukan penghisapan/section.
-          Posisi ½ duduk/duduk dapat/ memungkinkan expansi paru lebih penuh dengan cara menurunkan tekanan abdomen pada diafragma.

-          Batuk dapat membantu pengeluaran secret

-          Minum air hangat secukupnya  membantu untuk pengenceran dan pengeluaran sekret.

-          Dengan terapi expectoran diharapkan membantu untuk pengeluaran sekret.

-          Penghisapan berguna untuk mengeluarkan sekret dan membantu mempertahankan kepatenan jalan napas.

Tujuan : tidak ada gejala infeksi
Kriteria hasil :
-          Suhu tubuh 36-370C
-          Batuk produktif tidak ada lagi
INTERVENSI
RASIONALISASI
-          Pantau :mengontrol  suhu tiap 4 jam.



-          Berikan kompres hangat



-          Berikan pakaian tipis



-          Kolaborasi dengan petugas kesehatan dalam pemberian antibiotik.
-          Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai dan penyimpangan-penyimpangan dari sasaran yang diharapkan.

-          Dapat membantu melancarkan peredaran darah dan dapat mempercepat penguapan.

-          Pakaian tipis dapat membantu penyerapan keringat dan membantu penguapan suhu tubuh.

-          Infeksi merupakan faktor pencetus distress pernafasan yang paling sering, oleh karena itu sering kali antibiotik diberikan sebagai pengobatan dan pencegahan terhadap infeksi.

Tujuan : nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil : peningkatan masukan makanan, tidak ada penurunan berat badan lebih lanjut.

INTERVENSI
RASIONALISASI
-          Pantau :
      * obserfasi jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan.
* Timbang berat badan setiap 2 hari sekali

-          Berikan makanan porsi kecil tapi sering dalam keadaan hangat

-          Hindari pandangan yang mengurangi nafsu makan.

-          Kolaborasi dengan petugas gizi untuk memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama sakit.
-          Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan.



-          Kebanyakan pasien lebih suka mengkonsumsi makanan yang merupakan pilihan sendiri.
-          Mengurangi resiko mual dan muntah


-          Membantu pasien memilih makanan yang memenuhi kebutuhan kalori dan kebutuhan nutrisi.








Tujuan : pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Kriteria hasil : menurunnya keluhan sesak napas, lemah dalam melaksanakan aktivitas.
INTERVENSI
RASIONALISASI
-          Pantau : nadi dan frekuensi nafas sebelum da sesudah aktifitas.


-          Beri bantuan dalam aktifitas yang diperlukan dengan interval waktu untuk memungkinkan istirahat diantara kegiatan.

-          Meningkatkan latihan aktifitas secara bertahap.
-          Mengidentifikasi kemajuan dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan.

-          Istirahat memungkinkan kembalinya energi.



-          Memungkinkan latihan sesuai kemampuan dan tidak memberatkan pasien.

D.    Evaluasi

1.            Pola pernafasan menjadi efektif,
2.            Bersihan nafas membaik.
3.            Suhu tubuh menjadi normal
4.            Pemenuhan nutrisi terpenuhi
5.            Mempertahakan atau berupaya kearah peningkatan tingkat aktivitas.








BAB IV

PENUTUP


A.      Kesimpulan

Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994). Yang terdiri dari bronchitis akut dan kronik.
Bronkitis adalah Suatu penyakit yang terjadi karena adanya peradangan pada bronkus, gejala yang biasanya timbul batuk yang utama dan dominan,  dan biasanya penyakit ini disebabkan oleh Bakteri, Virus maupun menghirup zat iritan. Bronkitis dapat bersifat akut dan kronik.

B.       Saran

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi diharapkan untuk para pembaca untuk lebih mengembagkannya lagi. Jadikan makalah ini sebagai perimbangan pengembangan dari penyakit yang telah dibahas diatas.






DAFTAR PUSTAKA


Doenges, Marilynn E, 1992, Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, ECG: Jakarta.
Wikipedia, 2009. Bronkitis, http://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis. di akses tanggal 28 oktober 2011 Pukul 15.00 WIB
Xamthone, 2010. Bronkitis. http://xamthone-plus.com/bronkitis. di akses tanggal 28 oktober 2011 Pukul 15.00 WIB
Ginageh, 2011. Penyakit Bronkitis. http://ginageh. wordpress.com /2011/09/30/ penyakit-bronkitis/. di akses tanggal 28 oktober 2011 Pukul 15.00 WIB











 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii



ii
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Manajemen Pelayanan Kebidanan

MAKALAH ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN Tentang MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

Makalah Pemeriksaan Labor dan Diagnostik