MAKALAH ASUHAN NEONATUS Tentang ”DIARE”

ASUHAN NEONATUS
Tentang
”DIARE”



















Oleh Kelompok II :
Masyitah
Olla Nuary
Puji Purnama Sari
Reva Armida
Sherly Novita Sari
Siska Mardi Saputri
Wulandari
Zakiyatur Rahmi






PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2014

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).

B.       Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Diare?
2.      Jelaskan faktor- faktor penyebabnya diare?
3.      Apa tanda –tanda penyakit diare?
4.      Jelaskan apa akibat dari diare?
5.      Jelaskan komplikasi dari enyakit diare?
6.      Bagaimana derajat dehidrasi?
7.      Jelaskan cara penularan diare?
8.      Bagaimana cara pencegahanan diare?
9.      Bagaimana penanggulangan diare?

C.      Tujuan

Penulisan makalah ini dilakukan untuk tujuan –tujuan yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa.secara terperinci tujuan dari pembuatan makalah ini                                    
Adalah:                                                                                                                                                           
1.      Diajukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Neonatus.
2.      Agar dapat mengetatahui pengetian diare
3.      Agar dapat mengetahui faktor –faktor penyebab Diare
4.      Agar dapat mengetahui tanda –tanda penyakit diare
5.      Agar dapat mengetahui akibat dari penyakit Diare
6.      Agar dapat mengetahui komplikasi penyakit diare
7.      Agar dapat mengetahui derajat dehidrasi
8.      Agar dapat maengetahui cara penularan diare
9.      Agar dapat mengetahui pencegahan diare
10.  Agar dapat mengetahui penanggulangan diare

BAB II

PEMBAHASAN


A.      Pengertian

Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak : konsistensi feses encer, dapat berwarna kehijauan dan dapat pula bermpur lender dan darah (Ngastiah : 1997)
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung.

B.       Faktor – Fakor Penyebab Diare

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asdil (2000), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1.      Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a)      Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b)      Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
  1. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a)         malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
b)        Kurang kalori protein.
c)         Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
1.       Faktor infeksi
a)          Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
b)         Infeksi parenteral
ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis / tonsilofaringits, bronco peneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.



2.       Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein
3.       Faktor makanan

C.      Tanda-tanda Penyakit Diare

1.      Balita biasanya rewel karena diare menyebabkan kekurangan cairan, sehingga perlu diberi minum yang banyak.
2.      Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, balita akan terlihat gelisah.
3.      Diare ditandai disentriform yaitu tinja berlendir, cair dan kadang-kadang berdarah.
4.      Diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat.
5.      Nafsu makan menurun akibat diare harus diimbangi makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.
6.      Balita biasanya akan muntah sebelum atau sesudah makan karena merupakan gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain yang merupakan factor penyebab diare.
7.      Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
8.      Dehidrasi (kekurangan cairan)
           Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

Tingkatan dehidrasi ada tiga, yaitu :
a.        Dehidrasi Ringan
Muka memerah, rasa haus yang sangat, kulit hangat dan kering, tidak buang air atau volume urine berkurang atau berwarna lebih gelap, pusing dan lemah, kram pada otot kaki dan tangan, menangis dengan sedikit atau tidak ada air mata, mengantuk, mulut dan lidah disertai berkurangnya air liur.
b.        Dehidrasi Sedang
Tekanan darah menurun, pingsan, kontraksi yang kuat pada otot lengan, kaki, perut dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, dan ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
c.        Dehidrasi Berat
Gejala-gejala dehidrasi ringan terlihat semakin jelas dan mengarah pada keadaan yang lebih berat dengan tanda dan gejala sebagai berikut : Berkurangnya kesadaran, tidak buang air kecil, tangan teraba dingin dan lembab, denyut nadi yang semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba, tekanan darah yang menurun hingga tidak terukur, kebiruan pada ujung kuku, mulut, dan lidah. Jika tidak diatasi keadaan ini dapat mengancam jiwa atau kematian.

D.      Derajat Dehidrasi

Tabel 2.1
No
Tanda dan Gejala
Dehidrasi Ringan
Dehidrasi Sedang
Dehidrasi Berat
1
Keadan umum
Sadar
Gelisah,lemah dan rewel
Tidak sadar
2
Denyut nadi
Normal kurang dari
120/ menit
Cepat dan lemah: 120-140/menit
Cepat, halus, kadang tidak teraba
3
Pernafasan
Normal
Dalam dan cepat
Dalam dan cepat
4
Ubun-ubun
Normal
Cekung
Sangat Cekung
5
Kelopak mata
Ada
Cekung
Sangat cekung
6
Air mata
Ada
Tidak ada
Sangat kering
7
Selaput lender
Lembab
Kering
Sangat kering
8
Turgor kulit
Jika dicubit kembalinya cepat
Untuk kembalinya lambat
Untuk kembalinya sangat lambat
9
Air seni
Normal
Berkurang
Tidak kencing
10
Rasa haus
Minum baik
Haus
Malas minum atau tidak mau minum

E.       Komplikasi

  1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
  2. Renjatan hipovolemik.
  3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
  4. Hipoglikemia.
  5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
  6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

F.       Cara Penularan Diare

1.      Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah atau tercemar pada saat disimpan di rumah.pencemaran di rumah terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
2.      Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus/bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.

G.      Pencegahan Penyakit Diare

1.            Buang air besar di jamban atau kakus yang sehat
2.            Gunakan sumber air minum yang bersih
3.            Makanan dan minuman yang dimasak
4.            Kebersihan perorangan
Membiasakan cara hidup sehari-hari, seperti : mencuci tangan dengan sabun.
5.            Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga
a.        Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan sabun.
b.        Jangan mencuci pakaian penderita ke sungai dan sumber air lainnya.
6.            Makanan yang bergizi
Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang mahal. Supaya tidak membosankan, penyajian makanan dapat berganti-ganti.
7.            Lingkungan yang bersih dan sehat.

H.      Pentalaksanaan

  1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a.        Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1)        Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2)        Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
-            Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
Ø  1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
Ø  7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
Ø  16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
-            Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
Ø  1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
-            Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
Ø  1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Ø  7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Ø  16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
-            Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Ø  Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian  glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %. Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Ø  Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian  glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b.        Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
-       Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
-       Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
-       Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c.        Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.


I.         Cara Pencegahan Diare

1.      Pemberian ASI
ASI memiliki antibodi yang dapat membantu tubuh melawan kuman penyakit
  1. Membiasakan mencuci tangan:
Kebiasan seluruh anggota keluarga untuk selalu mencuci tangan dengan sabun:
a.       Setelah buang air besa
b.      Setelah membersihkan tinja anak
c.       Sebelum makan
d.      Sebelum menyediakan makanan untuk anak
  1. Memperkuat pertahanan tubuh
  2. Meneruskan pemberian ASI sampai umur dua tahun
  3. Memperbaiki status gizi anak dengan memberikan makanan pendamping ASI yang bergizi
  4. Menggunakan air bersih
Air yang gunakan untuk kebutuhan sehari-hari harus memenuhi syarat air bersih seperti:
a.       Sumber air harus terlindung
b.      Air yang digunakan harus bersumber dari air bersih
c.       Air harus dimasak sampai mendidih sebelum diminum
  1. Menjaga kebersihan lingkungan
  2. Diare terjadi akibat sanitasi dan lingkungan yang tidak bersih. Membiarkan anak bermain,merangkak di tanah akan mengakibatkan anak terpapar bibit penyakit dari kotoran manusia,dan hewan Berak dikakus,tidak dikali,pantai,sawah atau sembarang tempat.
  3. Menjaga kebersihan perabotan makanan ataupun alat bermain anak



J.        Cara Penanggulangan Diare

  1. Pemberian ASI dan makanan yang cukup pada anak
  2. Beri cairan yang lebih banyak dari biasanya ketika anak diare
  3. Berikan cairan rumah tangga seperti,kuah sayur, air putih matang, dan  air tajin
  4. Berikan larutan gula garam               
Cara pembuatan larutan gula garam yaitu dua sendok teh gula pasir dan seujung sendok teh garam halus dalam satu gelas air masak, kemudian diaduk rata dan diberikan kepada anak sebanyak mungkin ia mau minum.

Tabel 2.2
Kebutuhan Oralit Perkelompok Umur

Umur
Jumlah oralit yang diberikan tiap BAB
Jumlah oralit yang disediakan dirumah
< 1 tahun
1-4 tahun
Anak
Dewasa
50-100 ml
100-200 ml
200-300 ml
300-400 ml
400 ml / hari (2 bungkus)
600-800 ml / hari (3-4 bungkus)
800-1000 ml / hari (4-5 bungkus)
1200-2800 ml / (6-14 bungkus)















BAB III

PENUTUP


A.      Kesimpulan

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung.
























DAFTAR PUSTAKA

 

Http://augusfarly.Wordpress.com/2008/08/21/asuhan Keperawatan pada anak-anak dengan broncopeneumoni/
Hasan rusepno dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika . 1981.Jakarta.
Wiknjosastro hanifa dkk. Ilmu Kebidanan. Tridasa printer. 2006.Jakarta.
Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta.






















 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, kami ucapkan karena atas rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Mohanis, M.Kes selaku Dosen program study “Asuhan neonatus” yang telah memberikan dukungan dan pengarahan kepada kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan inovasi pembelajaraan untuk memahami tentang Diare’’. Semoga makalah ini dapat berguna untuk Mahasiswa agar dapat mengetahui tentang Asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan masalah Diare dan Penatalaksanannya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya penyusunan makalah ini di masa yang akan datang.






Pariaman, 25 September 2014


Penulis








i
 
 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

B.   Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA







ii
 
 

Komentar

  1. As stated by Stanford Medical, It is really the SINGLE reason women in this country live 10 years longer and weigh on average 42 lbs less than we do.

    (By the way, it has totally NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING to "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", and not "WHAT"...

    CLICK on this link to see if this easy questionnaire can help you release your real weight loss possibilities

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Manajemen Pelayanan Kebidanan

MAKALAH ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN Tentang MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

Makalah Pemeriksaan Labor dan Diagnostik