MAKALAH ASKEB IV Tentang PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN (INFEKSI TRAKTUS URINARIUS)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
kehamilan terdapat perubahan fungsional, anatomik ginjal dan saluran kemih yang
sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik. Perubahan anatomik
terdapat peningkatan pembuluh darah, dan ruangan interstisiel pada ginjal
kemudian juga ginjal akan memanjang kira-kira 1 cm. Semua itu akan kembali
normal setelah melahirkan.
Ureter
mengalami pelebaran dalam waktu yang pendek sesudah kehamilan 3 bulan terutama
pada sisi sebelah kanan. Pelebaran yang tidak sama ini mungkin karena perubahan
uterus yang membesar dan mengalami dekstrorotasi atau terjadinya penekanan pada
vena ovarium kanan yang terletak diatas ureter, sedangkan yang kanan tidak
terdapat karena adanya sigmoid sebagai bantalan. Ureter juga mengalami
pemanjangan, melekuk, dan kadang berpindah letak ke lateral kemudian kembali
normal 8-12 minggu setelah melahirkan.
B.
Tujuan
Tujuan
umum untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan tenaga kesehatan serta masyarakat
sebagai gambaran nyata pada klien infeksi traktus urinarius. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya retensio
urine dan tindakan yang perlu dilakukan.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
Definisi
Infeksi
Traktus Urinarius ( ITU ) adalah masuknya kuman atau bibit penyakit dimana pada
urin yang diperiksa ditemukan mikroorganisme lebih dari 10.000 per ml. Urine
yang diperiksa harus bersih, segar, dan di ambil dari aliran tengah (midstream)
atau diambil dengan fungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang jumlahnya
lebih dari normal ini disebut dengan bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak
disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan
gejala-gejala yang disebut bakteriuria simptomatik (Sarwono, 2006).
Infeksi
saluran kencing merupakan komplikasi medika utama pada wanita hamil, sekitar
15% wanita mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama
hidupnya. Infeksi Traktus Urinarius dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin,
dampaknya yang akan ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur
dan bayi berat lahir rendah (BBLR).
B.
Patogenesis
Kebanyakan
infeksi traktus urinarius disebabkan oleh bakteri gram negatif, terutama
Eskerisia koli, spesies pseudomonas dan organisme yang berasal dari kelompok
Enterobakter. Jumlah seluruhnya mencapai lebih dari 80% kultur positif infeksi
saluran kencing. Sementara kebanyakan organisme tersebut adalah Eskerisia koli,
infeksi jamur, misalnya spesies kandida yang meningkat bersamaan dengan
munculnya HIV/AIDS dan penyebarannya menggunakan antibiotika berspektrum luas.
C.
Etiologi
Infeksi
traktus urinarius merupakan jenis infeksi nosokomial yang paling sering terjadi
disekitar 40% dari seluruh infeksi pada Rumah Sakit setiap tahunnya. Organisme
yang menyerang bagian tertentu sistem urine menyebabkan infeksi saluran kencing
yaitu ginjal (Pielonefritis), kandung kemih (Sistitis), atau urine
(Bakteriuria)
Salah
satu penyebaranya organismenya dapat melalui :
1.
penggunaan
kateter dalam jangka pendek
2.
penggunaan
kateter yang lebih lama
3.
Terlalu
lama menahan kencing
4.
Kurang
minum
5.
Penggunaan
toilet yang tidak bersih
6.
Kebiasaan
cebok yang salah
D.
Komplikasi
Infeksi
traktus urinarius dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian :
1.
Bakteri
tanpa gejala (Asimptomatik)
Ditemukan
bakteri sebanyak >100.000 per ml air seni dari sediaan air seni “mid
stream”. Angka kejadian bakteriuria Asimptomatik dalam kehamilan sama seperti
wantita usia reproduksi yang seksual aktif dan non-pregnan sekitar 2-10%.
Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan
peningkatan kejadian anemia pada kehamilan, persalinan premature, gangguan
pertumbuhan janin, dan preeklampsia. Oleh karena itu pada wanita hamil dengan
bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas bakteri yang
dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.
Pengobatan
dapat dilakukan dengan pemberian :
·
Ampisilin
3 X 500 mg selama 7 – 10 hari
·
Sulfonamid
·
Cephalosporin
·
Nitrofurantoin
4x50-100 mg/ hari
2. Bakteriuria dengan gejala
(Simptomatik)
a.
Sistitis
Adalah
peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian atas saluran kemih.
Sistitis ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan masa nifas. Kuman
penyebabnya yaitu E. coli dan kuman-kuman yang lain. Faktor predisposisi lain
adalah uretra yang pendek, adanya sisa air kemih yang tertinggal disamping penggunaan
kateter yang sering dipakai untuk ginekologi atau persalinan, sehingga kateter
ini akan mendorong kuman-kuman yang ada di uretra distal yang masuk dalam
kandung kemih. Dianjurkan untuk tidak menggunakan katetr bila tidak perlu.
·
Gejala
:
a.
Disuria
(kencing sakit) terutama pada akhir berkemih
b.
Sering
berkemih pada bagian atas simfisis
c.
Sering
tidak dapat menahan untuk berkemih
d.
Air
kemih kadang-kadang terasa panas
·
Gejala
Sistemik :
a.
Suhu
badan meningkat (Demam)
b.
Nyeri
pinggang
·
Sisitis
dapat diobati dengan :
a.
Sulfonamid
b.
Ampisilin
c.
Eritromisin
Perlu diperhatikan obat-obat lain yang baik digunakan untuk
pengobatan infeksi saluran kemih, akan tetapi mempunyai pengaruh tidak baik
untuk janin ataupun bagi ibu.
·
Penanganan
:
Penanganan
secara umum yakni dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan untuk
banyak minum. Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi rasa nyeri, spasme dan
rangsangan untuk selalu berkemih (dengan jumlah urine yang minimal). Makin
sering berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah.
Apabila
antibiotika tunggal kurang memberi manfaat, berikan antibiotika kombinasi.
Kombinasi tersebut berupa jenis ataupun cara pemberiannya, seperti amoksilin
4x250 mg per oral digabung dengan Gentamisin 2x80 mg secara IM selama 10-14
hari.
b. Pielonefritis Akuta
Merupakan
salah satu komplikasi yang sering dijumpai terjadi pada 1%-2% kehamilan
terutama pada trimester III dan permulaan masa nifas. Penyakit ini biasanya
disebabkan oleh Escherichia coli, Stafilokokkus aureus, Basillus proteus, dan
Pseudomonas aeruginosa. Predisposisinya antara lain penggunaan kateter untuk
mengeluarkan air kemih waktu persalinan atau kehamilan, air kemih yang tertahan
sebab perasaan sakit waktu berkemih karena trauma persalinan, dan luka pada
jalan lahir. Penderita yang menderita pielonefritis kronik atau
glomerulonefritis kronik yang sudah ada sebelum kehamilan, sangat mendorong
terjadinya pielonefritis akuta ini.
·
Gejala
penyakitnya :
a.
Mual
dan muntah
b.
Nyeri
pinggang
c.
Demam
tinggi dan menggigil sekitar 85% suhu tubuh melebihi 380C dan
sekitar 12% suhu tubuh mencapai 400C.
d.
Keluhan
sistitis ( merasa sakit pada kandung kemih)
e.
Nafsu
makan berkurang
f.
Kadang
– kadang diare
g.
Jumlah
urin sangat berkurang (Oliguria)
·
Pengobatan
Pielonefritis dengan cara :
a.
Penderita
harus dirawat
b.
Istirahat
berbaring
c.
diberi
cukup cairan infuse RL
d.
antibiotika
(Ampisilin, Sulfonamid)
e.
Observasi
persalinan preterm
Biasanya pengobatan berhasil baik, walapun kadang-kadang
penyakit ini dapat timbul lagi. Pengobatan sedikitnya dilanjutkan selama 10
hari dan penderita harus diawasi akan kemungkinan berulang kembali. Prognosis
bagi ibu umumnya cukup baik bila pengobatan cepat dan tepat diberikan,
sedangkan pada hasil konsepsi seringkali menimbulkan keguguran atau persalinan
prematur.
c. Pielonefritis Kronika
Biasanya
tidak atau sedikit sekali menunjukan gejala penyakit saluran kemih dan
merupakan predisposisi terjadinya pielonefritis akuta dalam kehamilan.
Penderita akan menderita tekanan darah tinggi. Prognosis bagi ibu dan janin
tergantung dari luasnya kerusakan jaringan ginjal. Penderita yang hipertensi
dan insufisiensi ginjal mempunyai prognosis buruk karena penderita
ini sebaiknya tidak hamil akibat resiko tinggi.Perlu dipertimbangkan untuk
terminasi kehamilan pada penderita yang menderita pielonefritis kronika.
d. Gagal Ginjal
Gagal
ginjal adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat
sebelumnya dengan atau tanpa oliguria dan berakibat azotemia progresif serta
kenaikan ureum dan kreatinin darah. ( Imam Parsoedi dan Ag. Soewito : ilmu
penyakit dalam).
Gagal
ginjal mendadak dalam kehamilan merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam
kehamilan dan nifas, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi
ginjal yang tidak bisa sembuh lagi. Kejadiannya 1 dalam 1300-1500 kehamilan.
Penderita yang mengalami sakit gagal ginjal mendadak ini sering dijumpai pada
12-18 minggu, dan kehamilan telah cukup bulan.
Pada
kehamilan muda sering disebabkan oleh abortus septik yang disebabkan oleh
bakteri Chlostirida welchii atau Streptokokkus. Tanda-tandanya oliguria
mendadak dan azosthemia serat pembekuan darah intravaskuler sehingga terjadi
nekrosis tubular yang akut. Keruskan ini dapat sembuh bila tubulus tidak
terlalu luas dalam waktu 10-14 hari. Sering kali dilakukan tindakan
Histerektomi untuk mengatasinya tetapi ada yang tidak perlu untuk dianjurkan
untuk melakukan histerektomi asal penderita diberikan antibiotika yang adekuat
dan intensif secara terus menerus sampai ginjal membaik. Jika nekrosis kortikal
yang bilateral dapat dihubungkan dengan solusio plasenta, pre-eklampsia berat
atau eklampsia, kematian janin dalam kandungan yang lama, emboli air ketuban
atau bahkan perdarahan banyak yang dapat menimbulkan iskemi.
Pada
masa nifas sulit diketahui sebabnya, sehingga disebut sindrom ginjal idiopatik
postpartum. Penanggulangannya diberi cairan infus atau tranfusi darah,
diperhatikan keseimbangan elektrolit dan cairan segera lakukan hemodialisis
bila ada tanda-tanda uremia. Banyak penderita membutuhkan hemodialisis secara
teratur atau dilakukan transplatasi ginjal untuk ginjal yang tetap gagal.
Gagal
ginjal dalam kehmilan dapat dicegah bila dilakukan :
1.
Penanganan
kehamilan dan persalinan dengan baik
2.
Perdarahan,
Syok, dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik
3.
Pemberian
tarnfusi darah dengan hati-hati.
e. Glomerulonefritis Akuta
Glomerulonefritis
akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap saat
dalam kehamilan. Penyebab biasanya Streptococcus beta-haemolyticus jenis A.
Gambaran klinik ditandai oleh timbulnya hematuria dengan tiba-tiba, udema dan
hipertensi pada penderita sebelumnya tampak sehat. Kemudian sindroma ditambah
dengan oliguria sampai anuria, nyeri kepala, dan mundurnya visus ( retinitis
albuminika). Pengobatan sama dengan di luar kehamilan dengan perhatian khusus,
istirahat, diet yang sempurna dan rendah garam serta keseimbangan cairan
elektrolit.
Untuk
pemberantasan infeksi cukup diberi penisilin, karena strepcoccus peka terhadap
penisilin. Apabila tidak berhasil maka harus dipakai antibiotika yang sesuai
dengan hasil tes kepekaan. Biasanya penderita sembuh tanpa sisa-sisa penyakit
dan fungsi ginjal akan tetap baik. Kehamilan dapat berlangsung sampai lahirnya
anak hidup, dan apabila diinginkan wanita boleh hamil lagi di kemudian hari.
Kehamilan tidak mempengaruhi jalan penyakit, sebaliknya glomerulonefritis akuta
akan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil konsepsi terutama yang
disertai tekanan darah yang sangat tinggi dan insufisiensi ginjal, dapat
mengakibatkan abortus, partus prematurus dan kematian janin.
f. Glomerulonefritis Kronika
Wanita
hamil dengan glumerulonefritis kronika sudah menderita penyakit isu beberapa
tahun sebelumnya. Karena itu pada pemeriksaan kehamilan terdapat proteinuria,
sedimen yang tidak normal, dan hipertensi.
Suatu
cirri tetap maikin buruknya fungsi ginjal karena makin lama makin banyak
kerusakan yang diderita oleh glomerulus-glomerulus ginjal. Penyakit ini dapat
menampakan diri dalam 4 macam :
1.
Hnaya
terdapat proteinuria menetap tanpa kelainan sedimen
2.
Dapat
menjadi jelas sebagai sindroma nefrotik
3.
Berntuknya
mendadak seperti pada glomerulonefritis akuta
4.
Gagal
ginjal sebagai penjelmaan pertama.
Keempat-empatnya dapat menimbulkan gejala-gejala
insufisiensi ginjal dan penyakit kardiovaskuler hipertensif.
Prognosis
bagi ibu akhirnya buruk ada yang segera meninggal dan ada yang agak lama. Hal
itu tergantung dari luasnya kerusakan ginjal waktu diagnosis dibuat dan ada
atau tidaknya adanya faktor-faktor yang mempercepat proses penyakit.
Prognosis
bagi janin salam kasus tertentu tergantung pada fungsi ginjal dan derajat
hipertensi. Wanita dengan fungsi ginjal yang cukup baik tanpa hipertensi yang
berarti dapat melanjutkan kehamilan sampai cukup bulan walaupun biasanya
bayinya lahir dismatur akibat insufisiensi plasenta. Apabila penyakit sudah
berat, apalagi disertai tekanan darah yang sangat tinggi, biasanya kehamilan
berakhir dengan abortus, partus prematurus, atau janin mati dalam kandungan.
E.
Penanganan
1.
Wanita
hamil dengan infeksi ini harus di rawatinapkan. Karena penderita sering
mengalami mual dan muntah, mereka umumnya datang dengan keadaan dehidrasi.
2.
Bila
penderita dalam keadaan syok, lakukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi syok
tersebut. Segera lakukan pemasangan infus untuk restorasi cairan dan pemberian
medikamentosa. Pantau tanda vital dan diuresis secara berkala.
3.
Bila
terjadi ancaman partus prematurus, lakukan pemberian antibiotika seperti yang
telah diuraikan di atas dan penatalaksanaan partus prematurus.
4.
Lakukan
pemeriksaan urinalisis dan biakan ulangan.
5.
Terapi
antibiotika sebaiknya diberikan secara intravena. Ampisilin bukan merupakan
pilihan utama karena sebagian besar mikroorganisme penyebab terbukti resisten
terhadap antibiotika jenis ini.
6.
Walaupun
golongan aminoglikosida cukup efektif tetapi pemberiannya harus dengan
memperhatikan kemampuan ekskresi kreatinin karena pada pielonefritis akut,
sering terjadi gangguan fungsi ginjal secara temporer.
7.
Terapi
kombinasi antibiotika yang efektif adalah gabungan sefoksitin 1-2 gram
intravena setiap 6 jam dengan gentamisin 80 mg intravena setiap 12 jam.
Ampisilin 2 gram/siproksin 2 gram intravena dan gentamisin 2x80 mg.
8.
Bila
setelah penanganan yang adekuat dalam 48 jam pertama, ternyata sebagian gejala
masih ada, pertimbangkan kemungkinan mikroorganisme resisten terhadap
antibiotika yang diberikan, nefrolitiasis, abses perinefrikata obstruksi
sekunder akibat kehamilan.
BAB
III
ASKEB
SOAP
A.
Contoh Kasus
Ibu
Ny. “N” berusia 27 tahun, mengeluh bahwa akhir-akhir ini buang air kecil tidak
lancar (anyang-anyangan), sehingga kadang sakit. Pernah saat BAK, urine
disertai darah (hematuria).
Data Pemeriksaan Laboratorium :
Tensi :
140/90 mmHg
Suhu
tubuh :
370C
Sel darah
putih : 12.109/L
Hb :
10 g/dl
Bakteri pada urin :
100.000/ml
Penegak Diagnosa :
Bagaimana
penatalaksanaan terapi yang cocok untuk kasus tersebut?
B.
SOAP
Subjektif
Nama : Ny. “N”
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Keluhan : Buang air kecil
tidak lancar (anyang-anyangan), sehingga kadang sakit, urin disertai darah
(hematuria). Dan nyeri tekan pada bagian perut dan punggung belakang, ada nyeri
tekan pada pinggang.
Objektif
Keadaan
umum : Baik Kesadaran : Composmentis Kesadaran
: Stabil
·
TD :
140/90 mmHg Nadi : 87x/m Suhu : 370C Respirasi
: 20x/m
Pemeriksaan
fisik
·
Kepala
: Rambut : bersih, tidak
rontok
Mata :
Kelopak mata tidak udem, konjungtiva tidak pucat
·
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelnjar tyroid
·
Dada :
Pembesaran normal, simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol tidak ada
benjolan, tumor tidak ada, kolostrum sudah ada, tidak ada rasa nyeri.
·
Jantung :
Tidak terdengar mur-mur, Paru-paru tidak terdengar whezing dan ronkhi
·
Pemeriksaan
CVAT : Nyeri tekan pada bagian perut dan
punggung belakang, ada nyeri tekan pada pinggang.
·
Ekstremitas
atas bawah : Refleks positif kanan kiri, varises tidak ada, udem tidak ada
·
Hasil
pemeriksaan terhadap data-data klinik pasien tersaji pada table dibawah ini :
Jenis Pemeriksaan
|
Data Pasien
|
Data Normal
|
Keterangan
|
Tekanan Darah
|
140/90 mmHg
|
120/80 mmHg
|
Meningkat
|
Suhu Tubuh
|
370C
|
370C
|
Normal
|
Sel Darah Putih
|
12 x109/L
|
3,8 – 9,8 x 109/L
|
Meningkat
|
MCV
|
75 fl
|
80-97,6 fl
|
Menurun
|
Hb
|
10 g/dl
|
12,1 – 15,3 g/dl
|
Menurun
|
Bakteri pada urine
|
100.000/ml
|
-
|
Bakteri (+)
|
Analisa
Diagnosa : G3 P2 A0 hamil 28 minggu dengan infeksi
saluran kemih bagian bawah (sistitis)
Kebutuhan : Menganjurkan ibu utnuk banyak minum, atur
frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri.
Masalah : Infeksi saluran kemih (sistitis)
Penatalaksanaan
(b) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
dan rencana selanjutnya, ibu mengerti dan telah mengetahui hasil pemeriksaan.
(c) Memberitahu ibu tentang penkes
tentang masalah ketidak nyamanan, dan penyakitnya dan memberitahu ibu supaya
istirahat yang cukup dan mengurangi mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam. Dan anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang berserat, zat besi,
buah-buahan, daging tanpa lemak dan kacang-kacangan. Ibu mengerti telah
mengetahui dan mengerti serta akan mengikuti saran dari bidan.
(d) Menganjurkan ibu untuk tidur dengan
posisi kepala lebih rendah dari posisi kaki, ibu mengerti dan akan
melakukannya.
(e) Menganjurkan ibu agar tidak terlalu
lelah dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, ibu mengerti dan akan
melakukannya.
(f) Menganjurkan ibu untuk banyak minum
agar urin yang keluar juga meningkat dan mengatur pada saat berkemih untuk
mengurangi sensasi nyeri, ibu mengerti dan akan melakukannya.
(g) Memberitahu pada ibu untuk menjaga
kebersihan organ intim/personal hygine dan saluran kencing agar bakteri tidak
mudah berkembang biak, ibu mengerti dan mau melakukannya.
(h) Mengkonsumsi jus anggur atau
canberry untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang
(i) Memberitahu pada ibu untuk tidak
menahan bila ingin berkemih, ibu mengherti
(j) Memberitahu tentang tanda-tanda
bahaya kehamilan, ibu mengerti penjelasan dari bidan.
(k) Memberikan terapi pada ibu yaitu
amoksilin 4x250 mg per oral digabung dengan Gentamisin 2x80 mg secara IM selama
10-14 hari. Dan berikan Kotrimoksazole 2x 2 tablet 200 mg, Phenazopyridin 3x 2
tablet 100 mg setelah makan.
(l) Memberitahukan pada ibu untuk
kunjungan ulang 1 minggu kemudian tanggal 24-03-2012, kecuali jika ada
indikasi.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi
infeksi traktus urinarius adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri
yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah bakteriuria.
Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut asimptomatik dan mungkin
disertai gejala disebut simptomatik.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo,
Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo,
Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan
Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama
Sumber
Artikel Dari: http://rofhiah.blogspot.com/2013/12/makalah-penyakit-yang-menyertai.html#ixzz347tpre00
http//WWW.GOOGLE.COM
Ilmu
kebidanan : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2006.
Asuhan
Kebidanan IV ( Patologi Kebidanan ) penerbit Trans Info Media Jakarta 2010.
http.www.infeksi
trkatus urinarius.com
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
|
MAKALAH
ASKEB IV
Tentang
PENYAKIT
YANG MENYERTAI KEHAMILAN
DAN
PERSALINAN
(INFEKSI
TRAKTUS URINARIUS)
Oleh :
Reny Novelia
NIM. 1201144
Dosen Pembimbing :
Merry Denita Wati. MZ
PROGSUS
DIII KEBIDANAN
STIKES
SYEDZA SAINTIKA
PADANG
TAHUN 2014
KATA
PENGANTAR
Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah "Penyakit yang Menyertai kehamilan dan Persalinan
(Infeksi Traktus Urinarius)".
Adapun makalah "Penyakit yang Menyertai
kehamilan dan Persalinan (Infeksi Traktus Urinarius)" ini telah
penulis usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan
dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara
tepat waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya
selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun
kekurangan-kekurangan lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik
dan saran kepada penulis agar penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah "Penyakit
yang Menyertai kehamilan dan Persalinan (Infeksi Traktus Urinarius)" ini
bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.
Pariaman,
Juni 2014
Penulis
|
5. Varney,
Kriebs, Gegor. 2002. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. EGC, Jakarta.
6.
DAFTAR
PUSTAKA
7.
8.
Doenges, Marilynn E, Mary
Frances Moorho use. 2001. Rencana
Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC
9.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002.
Buku Ajaran
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
10.Mansjoer, Arif Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi
Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius
11.Mitayani.
2009. Asuhan KeperawatanMaternitas. Jakarta : Salemba Medika
Mr. McDowell, Casino, Hotel and Spa-BARCO CO - Dr. Dr.
BalasHapusMr. McDowell, 문경 출장샵 Casino, Hotel and Spa-BARCO 광양 출장샵 CO, 세종특별자치 출장안마 Dr. BARCO CO, Dr. 김해 출장안마 BARS, DOUBLE POOLS. Dr. BARCO CO, Dr. BARCO 속초 출장마사지 CO, Dr. BARCO CO, Dr. CVS,