MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bisa bertahan hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan.
Teknik-teknik pengkajian kesejahteraan janin, diantaranya:
1.      Teknologi canggih: biasanya di kota-kota besar atau RS yaitu, Ultrasonografi (USG), Kardiotokografi (CTG), Amnioskopi, Amniosentesis, dll.
2.      Teknik sederhana: pengamatan pertumbuhan uterus, auskultasi denyutjantung janin(DJJ), dan pengamatan pergerakan janin.
3.      Pada dasarnya tidak ada satupun jenis pemeriksaan yang lebih unggul. Tetapi, bila beberapa hasil pemeriksaan digabungkan, ketetapan penilaian kesejahteraan janin diharapkan mendekati keadaan yang sebenarnya.

Trimester I
  1. Pemeriksaan dilakukan sampai usia kehamilan 13 minggu.
  2. Informasi yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik ibu.
a.       Auskultasi DJJ
Dapat digunakan alat ultrasound stethoscope / Doppler. Djj biisa terdengar dengan alat ini antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160x/menit dan harus dibedakan dengan denyut nadi ibu.
b.      Ultrasonografi (USG)
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan gambaran dari janin, palsenta, dan uterus.

Secara umum USG digunakan untuk menilai:
1.      Taksiran usia kehamilan
2.      Lokasi plasenta
3.      Pengawasan pertumbuhan dan pergerakan janin
4.      Deteksi kehamilan ganda
5.      Identifikasi kelainan bawaan
6.      Menilai keadaan/ukuran panggul dalam
Selama trimester I, USG dapat digunakan untuk:
1.      Mengkaji usia kehamilan
2.      Mengevaluasi diagnosis pendarahan pervaginam
3.      Memastikan dugaan kehamilan kembar
4.      Mengevaluasi pertumbuhan janin
5.      Mengevaluasi massa pelvic
Kandung kemih yang penuh akan meningkatkan kepekaan ultrasonik, terutama pada usia kehamilan 20 minggu atau kurang. Kandung kemih yang penuh akan dapat mengangkat uterus keluar dari rongga panggul, sehingga didapatkan gambar yang baik. Selama pemeriksaan pasien telentang selama + 30 menit. Jeli akan dioleskan disekeliling permukaan kulit perut sebagai media konduktif bagi ultrasound, disamping untuk mengurangi gesekan dari tranduser selama digerak-gerakkan di permukaan kulit.

Trimester II
Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan:
  1. Menggunakan meteran, menurut Mc. Donalds.
Dianggap akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20 minggu. TFU dinyatakan dengan centimeter (cm). Bila usia kehamilan dibawah 20 minggu, digunakan dengan cara palpasi Leopolmd I. Cara pengukuran TFU dengan cm bisa pula membantu pengukuran perkiraan berat janin.

  1. Bila TFU lebih besar dari usia kehamilan, bisa berarti:
·         Kehamilan ganda
·         Polihidramnion
·         Makrosomia janin
·         Mola hydatidosa
  1. Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan, kemungkinan terdapat:
·         Gangguan pertumbuhan janin
·         Kelainan bawaan
·         Oligohydramnio
Selama kehamilan trimester II, pengkajian DJJ dilakukan dengan stethoscope monocular / stethoscope Leanec.
Teknik pemeriksaan:
1.      Tentukan letak atau posisi janin menggunakan teknik palpasi menurut Leopold II dan Leopold III
2.      Tempelkan stethoscope pada lokasi dimana diperkirakan terletak punggung atau dada janin
3.      Bedakan DJJ dan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan tangan ibu.
4.      Hitung DJJ, kemudian jumlahkan dan dikalikan 4, didapatkan frekuensi DJJ per menit.
Pada primigravida, gerak janin dirasakan pertama kalioleh ibu pada usia kehamilan 18-20 minggu, sedangkan pada multigravida dapat dirasakan lebih awal, yaitu usia 16 minggu.
USG digunakan selama kehamilan trimester II untuk:
1.      Mengkaji usia kehamilan
2.      Mendiagnosis kehamilan ganda
3.      Mengkaji pertumbuhan janin
4.      Mengidentifikasi struktur abnormal janin
5.      Mengkaji lokasi plasenta


Trimester III
  1. Sebaiknya ibu hamil mengamati gerak janin setiap hari setelah usia kehamilan 28 minggu dengan cara setiap hari ibu diminta untuk berbaring miring dan meraba perutnya untuk merasakan gerakan janin. Hitung berapa gerakan yang terjadi.
  2. Pada umumnya 10 gerakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2 jam. Bila melebihi jangka waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan pengawasan lebih cermat terhadap DJJ.
  3. Informasi yang diberikan kepada ibu hamil:
a.       Pergerakan janin akan bertambah setelah makan
b.      Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif
c.       Janin yang normal akan tidur selama kurang lebih 20 menit
d.      Selama 2-3 minggu sebelum lahir, aktivitas normal janin berkurang
Selama trimester III, USG digunakan untuk mengetahui posisi janin dan taksiran ukuran atau berat janin. Lingkar perut dan panjang femur merupakan patokan dalam menaksir berat janin dan interval pertumbuhan.
  1. Mengidentifikasi kunjungan unuk kebutuhan dasar
·         Kunjungan ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan pasien untuk belajar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilannya.
·         Bidan harus aktif dalam mengajukan pertanyaan, yang akan menggiring pada kesimpulan mengenai apa yang harus disampaikan kepada pasien, sehingga penyuluhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan klien

B.       Rumusan Masalah

1.            Bagaimana langkah-langkah pengkajian fetal pada kehamilan ?
2.            Bagaimana cara menentukan diagnosa kehamilan ?

C.      Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui langkah-langkah pengkajian fetal pada kehamilan
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan diagnosa pada kehamilan.

BAB II

PEMBAHASAN


A.      Pengkajian Fetal

1.         Gerakan Janin

1.      Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan per hari dianggap lazim.
Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu. Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida pada kehamilan 18 minggu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara objektif oleh pemeriksanya, ballottement dalam uterus dapat diraba pada kehamilan yang lebih tua. Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukkan normalitas.
2.      Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
-        Kapan gerakan muncul
-        Usia kandungan
-        Kadar glukosa
-        Stimulus suara
-        Penggunaan obat-obatan & kebiasaan merokok
-        Asidemia
-        Polihidramnion
-        Oligohidramnion
3.      Cara Menghitung Gerakan Janin
Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu  perhatian terhadap hal ini. Anjurkan klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik, dan asupan cairan cukup. Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka dapat menggunakan metode  menghitung sampai 10 :
1)      Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari
2)      Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.
3)      Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam
4)      Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam, maka hubungi bidan.
Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.
4.      Peran Bidan
Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para ibu hamil mewaspadai bahwa pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi dan konseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa gerakan janin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien ketahui. Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau bahkan gerakan janin berhenti. Informasi yang disampaikan harus jelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat sangat penting. Hal ini dapat memberdayakan  ibu hamiluntuk bertanggung jawab terhadap pengawasan janin mereka sendiri.
Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka bidan harus melakukan rujukan untuk diadakan tes lebih lanjut seperti tes nonstres (nst).

2.         Denyut Jantung Janin

1.      Pengertian
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak sedang bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal. Dengan alat fetal electro cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dapat di dengarkan oleh alat yang bernama Leanec dan Doppler.
2.      Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
a.       Dengan menggunakan stetoskop pinard
a)      Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
b)      Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup untuk menjaga privasi klien,
c)      Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
d)     Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan denyut jantung janin. Setelah daerah ditentukan, stetoskop pinard dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat/daerah dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan pada telinga kita, letaknya tegak lurus.
e)      Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila telah terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi jantung janin, detak ini harus disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.
f)       Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin, maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi denyut jantung janin itu.

b.      Dengan menggunakan doppler
a)      Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan
b)      Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c)      Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
d)     Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume.
e)      Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.
f)       frekuensinya 120-160 kali per menit.

3.      Cara Menghitung Denyut Jantung Janin
1.      Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal selama satu menit.
2.      Menghitung denyut jantung janin (djj)  dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
5 detik
5 detik
Kesimpulan
11
12
11
-        4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
10
14
9
4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur  dan janin asphyxia
8
7
8
4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

4.      Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Denyut Jantung Janin
1.      Dari adanya denyut jantung janin :
-        tanda pasti kehamilan
-        anak hidup
2.      Dari tempat denyut jantung janin terdengar
-        presentasi janin
-        posisi janin (kedudukan punggung)
-        sikap janin
-        adanya janin kembar
3.      Dari sifat denyut jantung janin
-        keadaan janin

5.      Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin
a.       Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak terdengar.
b.      Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.



c.       Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar.
d.      Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.

6.      Frekuensi Denyut Jantung
a.       Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.
Penyebabnya :
-        hipoksia janin tahap lanjut
-        obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
-        hipotensi pada ibu
-        kompresi tali pusat yang lama
-        blok jantung kongenital pada janin
b.      Tacikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.
Penyebabnya :
-        hipoksia janin dini
-        demam pada ibu
-        obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)
-        obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
-        hipertiroid pada ibu
-        anemia pada janin
-        gagal jantung pada janin
-        aritmia jantung pada janin
c.       Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut berikutnya. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat :
-        hipoksia ringan dini
-        stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu
Penyebab variabilitas menurun :
-        hipoksia/asidosis
-        depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
-        prematuritas
-        siklus tidur janin
-        aritmia jantung janin

7.      Frekuensi Denyut Periodik
a.       Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab :
-        gerakan janin spontan
-        pemeriksaan dalam
-        presentasi sungsang
-        tekanan fundus
-        kontraksi rahim
-        palpasi perut

b.      Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk yang tidak menyenangkan.
Ada empat tipe deselerasi :
a)      deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal sejalan kontraksi rahim. Penyebab : kompresi kepala sebagai akibat kontraksi rahim, pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alat pemantau internal.
b)      deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal pada fase kontraksi. Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin pada ibu, anastesi spinal atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta, gangguan hipertensi, iugr, diabetes mellitus dan amnionitis.
c)      deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantung janin mendadak yang bervariasi dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan kontraksi. Penyebab : kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali pusat membelit, tali pusat prolaps.
d)     deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi tersendiri yang berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk kembali ke normal.Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda spiral, penurunan janin yang cepat, penggunaan manuver valsava, prolaps tali  pusat, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsi, hipotensi ibu pada posisi terlentang.




8.      Peran Bidan
Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskan seluruh prosedur pelaksanaan kepada klien serta menjelaskan manfaat/tujuannya.  Penjelasan bidan yang melakukan pemantauan janin dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh penjelasan lengkap dari bidan akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam pemantauan janin ini dibandingkan dengan klien yang merasa tidak memperoleh penjelasan yang cukup. Klien biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar yang tidak berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan denyut jantung dan menemukan titik di mana intensitas denyut jantung janin maksimum.
Bidan harus dapat mengenali tanda-tanda ketidaknormalan denyut jantung janin. Jika bidan menemukan ketidaknormalan denyut jantung janin, bidan harus segera melakukan rujukan ke pemeriksaan lebih lanjut agar kesejahteraan janin tetap terpantau.

3.         Non Stress Test

1.      Pengertian
Non stress test (nst) adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokografi pada umur kehamilan > 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran djj dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (faad). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar denyut jantung janin, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
2.      Tehnik Pemeriksaan Non Stress Test (NST)
a)      Pasien berbaring dalam posisi semi-fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi.
b)      Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas ktg).
c)      Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
d)     Menanyakan kepada pasien.
e)      Melakukan palpasi abdomen.
f)       Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas ktg).
g)      Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
h)      Perhatikan frekuensi dasar djj (normal antara 120 – 160 dpm).
i)        Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas ktg. Perhatikan apakah terjadi akselerasi djj (sediktinya 15 dpm).
j)        Perhatikan variabilitas djj (normal antara 5 – 25 dpm).
k)      Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

3.      Interpretasi Non Stress Test (Nst)
1.      Reaktif:
-        Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
-        Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
-        Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2.      Non-reaktif:
-        Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin.
-        Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
-        Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3.      Meragukan:
-        Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
-        Frekuensi dasar DJJ abnormal.
-        Variabilitas DJJ antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).hasil nst yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.hasil nst yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas nst, maka setiap hasil nst yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
4.      Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Non Stress Test (NST)

Penyebab pada janin :
-    usia kandungan (28-32 minggu)
-    tahap tidur yang dalam

-    hipoksia
-    oligohidramnion
-    sistem saraf pusat atau kelainan jantung
-    irama sirkardian
Penyebab pada ibu :
-       penyakit (mis, diabetes, hipertensi)
-       obat-obatan (mis.beta bloker, depresan ssp, tokolitik, steroid)
-       penggunaan obat-obatan terlarang
-       kebiasaan merokok
-       korioamnionitis
-       dehidrasi

5.      Peran Bidan
Pemantauan janin melalui tes nonstres ini, bidan berkolaborasi atau bekerja dalam tim ahli dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan ini bukan merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan mengetahui tentang tes nonstres ini, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada klien, terutama klien yang memerlukan pemeriksaan ini.

4.         Amniosintesis

1.      Pengertian
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan visualisasiultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara transabdominal ke dalam uterus. Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Dengan menganalisis air ketuban, sehingga dapat menentukan kadar bilirubin secara spectroskopik. Menentukan kadar kreatinin, dan pemeriksaan sitologik air ketuban. Serta pemeriksaan kadar enzim alkali fosfatase total dan alkali fosfatase tahan panas (hsap: heat stable alkaline phospatase). Mulai kehamilan 26 minggu sampai kehamilan 42 minggu kadar alkaline fozfatase total dan tahan panas akan menaik terus menerus setiap minggunya. Pada postmaturitas di dapatkan kadar hsap yang lebih rendah dari kehamilan normal 40-42 minggu.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.



2.      Pelaksanaan
Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu), dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan sitogenetik.
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma down atau tidak. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.

3.      Komplikasi
Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin, meliputi hal-hal berikut :
-        Maternal : hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan isoimunisasi rh maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta, kerusakan karena kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih, embolisme cairan amnion.
-        Janin : kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung akibat tertusuk jarum, aborsi atau persalinan prematur, kobocoran cairan amnion.
4.      Peran Bidan
Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui pemeriksaan amniosintesis. Bidan perlu memberi penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan amniosintesis, sehingga klien merasa tenang dengan adanya dukungan bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja secara mandiri, namun bekerja dalam tim, sehingga bidan akan menemui pemeriksaan amniosintesis ini di lapangan.


B.       Menentukan Diagnosa

1.      Menetapkan Normalitas Kehamilan

Adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira‑kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk.

2.      Membedakan Antara Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan Dan Kemungkinan Komplikasi

Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut.
a)      Rasa letih
Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan yang diajukan ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas respon psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.
b)      Punggung  Atas  Sakit (bukan karena penyakit)
Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda presumtif kehamilan.


c)      Kram  Kaki
Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-literatur saat ini.
Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian bawah.
d)     Edema Tungkai
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
e)      Varikositas/varises
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.




3.      Mengidentifikasi Tanda Dan Gejala Penyimpangan Dari Keadaan Normal

Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berikut ini merupakan tanda dan gejala bahaya yang menyimpang dari keadaan normal atau mengarah pada komplikasi, yaitu:
a)      Perdarahan pervaginam
b)      Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
c)      Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
d)     Pembengkakan pada wajah dan tangan
e)      Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
f)       Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada pergerakan

4.      Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar

Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal adalah:
a.        Perdarahan vagina
b.       Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c.        Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d.       Nyeri abdomen yang hebat
e.        Bengkak pada muka atau tangan
f.        Bayi kurang bergerak seperti biasa




BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bisa bertahan hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan.Dengan pengkajian fetal pada ibu hamil kita akan memantau gerakan janin,DJJ,Non stress test (NST) dan amnio centesis, dan menentukan diagnosa seperti: menentukan normalitas kehamilan,membedakan antara ketidak nyamanan  dalam kehamilan dan kemungkinan komplikasi, mengidentifikasikan  tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normalv serta mengidentifikasikan kemungkinan kebutuhan belajar.



















DAFTAR PUSTAKA


Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.1983. Obstetri Fisiologi. Penerbit: Eleman, Bandung.
Mochtar, rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.
Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta.


























KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ASKEB 1dengan materi “Pengkajian fetal dan menentukan diagnosa pada kehamilan”.Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu ASKEB 1.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.           
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca.

                                                                                                               
Pariaman,   Mei 2014



Penulis












i
 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
[









ii
 


MAKALAH ASKEB 1
TENTANG
PENGKAJIAN FETAL DAN MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

 
                                                   







Oleh   :
Sri Devi
Sri Wulandari
Suci Ana Sari
Suci Anggraini
Tisri Ramadhani Putri
Welga Anggraeni




Dosen Pembimbing :
Rasfina Arifiltan, SKM




PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN


2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Manajemen Pelayanan Kebidanan

MAKALAH ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN Tentang MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

Makalah Pemeriksaan Labor dan Diagnostik