MAKALAH KEPERAWATAN ANAK Tentang HIV/AIDS PADA ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus /
Acquired Immune Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika
pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983.
enam tahun kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak
di amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000
orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu
infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen
infeksius.
AIDS pada anak pertama
kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman pada tahun 1983 di Amerika
serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika makin lama makin
meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan 1995 maupun pada anak yang
berumur kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada bulan Maret 1993
terdapat 4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS
yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan
AIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak – anak
tertinggi didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih
dan 25 juta orang, lebih dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua
orang tuanya karena AIDS. Setiap tahun juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya
adalah anak usia dibawah 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada
5 juta orang terutama di negara terbelakang atau berkembang, dengan angka
transmisi sebesar ini maka dari 37,8 juta orang pengidap infeksi HIV/AIDS pada
tahun 2005, terdapat 2,1 juta anak- anak dibawah 15 tahun. (WHO 1999)
B.
Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari tentang AIDS
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada
anak yang menderita AIDS.
BAB II
KONSEP DASAR
A.
Pengertian
Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang menunjukkan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala penyakit infeksi tertentu
/ keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) oleh virus yang disebut dengan HIV. Sedang Human Imuno
Deficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia
yang kemudian mengakibatkan AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah putih
yang menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam limfosit yang
disebut dengan T4 atau sel T penolong. ( T helper ), atau juga sel CD 4. HIV
tergolong dalam kelompok retrovirus sub kelompok lentivirus. Juga dapat
dikatakan mempunyai kemampuan mengopi cetak materi genetika sendiri didalam
materi genetik sel - sel yang ditumpanginya dan melalui proses ini HIV dapat
mematikan sel - sel T4. ( DEPKES: 1997 )
AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic
menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi
sebagai depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok resiko tertentu,
termasuk pria homoseksual, atau biseksual, penyalahgunaan obat intra vena,
penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dan
individu yang terinfeksi virus tersebut. ( DORLAN 2002 )
AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV,
mulai dan kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata
hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa
kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi. (Centre for
Disease Control and Prevention)
B.
Etiologi
Resiko
HIV utama pada anak-anak yaitu:
·
Air
susu ibu yang merupakan sarana transmisi
·
Pemakaian obat oleh ibunya
·
Pasangan
sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
·
Daerah
asal
ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi. (DEPKES 1997)
C.
Patofisiologi
Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang
merupakan sumber kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi.
Dengan memasuki sel T4 , virus memaksa limfosit T4 untuk memperbanyak dirinya
sehingga akhirnya menurun, sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi
dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal ini menyebabkan
kematian pada orang yang terjangkit HIV / AIDS. Selain menyerang limfosit T4,
virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain, organ yang sering terkena adalah
otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh selaput pembungkus yang
sifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan susunan saraf
pusat dan tepi lainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa inkubasi
dan virus ini berkisar antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai
11 tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)
Ø Pembagian Stadium Pada HIV/AIDS
Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS
terbagi menjadi 4 stadium :
1. Stadium
HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya
perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut dan negatif menjadi
positif. Waktu masuknya HIV kedalam tubuh hingga HIV positif selama 1-3 bulan
atau bisa sampai 6 bulan ( window period )
2. Stadium
Asimptomatis ( tanpa gejala )
Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum
menunjukan gejala dan adaptasi berlangsung 5 - 10 tahun.
3. Stadium
Pembesaran Kelenjar Limfe
Menunjukan adanya pembesaran kelenjar limfe secara
menetap dan merata ( persistent generalized lymphadenophaty ) dan berlangsung
kurang lebih 1 bulan
4. Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV. Keadaan ini disertai
bermacam - macam penyakit infeksi sekunder
Ø Cara Penularan
HIV menular dengan beberapa cara yaitu :
1. Hubungan
seksual dengan penderita AIDS
Penularan dapat terjadi melalui hubungan tanpa alat
pelindung dengan penderita HIV. Air mani, cairan vagina dan darah dapat
mengenai selaput lendir sehinggga HIV yang ada dalam cairan tersebut masuk
kedalam cairan darah. Selain itu juga melalui lesi mikro pada di dinding alat
tersebut yang terjadi saat hubungan seksual.
2. Darah
dan produk darah yang tercemar HIV / AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena langsung masuk kedalam
pembuluh darah dan menyebar keseluruh tubuh
3. Pemakaian
alat kesehatan yang tidak steril.
Alat pemeriksa kandungan dan alat-alat lain yang menyentuh darah,
cairan vagina atau mani yang terinveksi HIV yang digunakan ke orang lain tanpa
disterilkan dulu.
4. Alat-alat
untuk menoreh kulit
Jarum, silet, alat tato, pemotong rambut.
5. Menggunakan
jarum suntik yang bergantian
Jarum suntik pada fasilitas kesehatan, pengguna narkoba
sangat berpotensi terjangkit HIV. (CORWIN 2001)
D.
Manifestasi Klinis
Gejala
mayor :
·
Demam
berkepanjangan lebih dari 3 bulan
·
Diare
kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus
·
Penurunan
berat badan lebih dan 10% dalam 3 bulan (
2 dan 3 gejala utama ).
Gejala
minor
·
Batuk
kronis selama 1 bulan
·
Infeksi
pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican
·
Pembengkakan
kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap
·
Munculnya
herpes zosters berulang
·
Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh. (DEPKES 1997)
E.
Penatalaksanaan Medis
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan
adalah pencegahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila
terinfeksi HIV maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian infeksi oportunistik bertujuan
menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportuniti, nosokomial,
atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan
yang kritis.
2.
Terapi
AZT (Azitomidin) Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat
enzim pembalik transcriptase.
3. Terapi antiviral baru Untuk meningkatkan aktivitas sistem
immun dengan menghambat replikasi virus atau memutuskan rantai reproduksi virus
pada prosesnya. Obat-obatan ini adalah: didanosina, ribavirin, diedoxycytidine,
recombinant CD4 dapat larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan
adalah interveron
5.
Menghindari
infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat replikasi
HIV.
6.
Rehabilitasi
bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu megubah perilaku
resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak berisiko,
mengingatkan cara hidup sehat dan mempertahankan kondisi hidup sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang,
makan makanan yang sehat, hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun. Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga
pasien bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan kemungkinan
isolasi dari masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak
rata-rata dimasa perinatal sekitar usia 9 –17 tahun.
Ø Keluhan utama dapat berupa :
·
Demam
dan diare yang berkepanjangan
·
Tachipnae
·
Batuk
·
Sesak
nafas
·
Hipoksia
Ø Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
·
Berat
badan dan tinggi badan yang tidak naik
·
Diare
lebih dan satu bulan
·
Demam
lebih dan satu bulan
·
Mulut
dan faring dijumpai bercak putih
·
Limfadenopati
yang menyeluruh
·
Infeksi
yang berulang (otitis media, faringitis )
·
Batuk
yang menetap ( > 1 bulan )
·
Dermatitis yang menyeluruh
Ø Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi
darah ( dari orang yang terinfeksi
HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual.
Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan :
·
Adanya
orang tua yang terinfeksi HIV /
AIDS atau penyalahgunaan obat
·
Adanya
riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
·
Adanya
penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
·
Adanya
penularan pada proses melahirkan
·
Terjadinya
kontak darah dan bayi.
·
Adanya
penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
·
Adanya
kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Ø Pada
pengkajian faktor resiko anak dan
bayi tertular HIV diantaranya :
·
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
·
Bayi
yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
·
Bayi
yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
·
Bayi
atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
·
Bayi
atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril
·
Anak
remaja yang berhubungan seksual
yang berganti-ganti pasangan
Ø Gambaran
klinis pada anak nonspesifik seperti :
·
Gagal tumbuh
·
Berat
badan menurun
·
Anemia
·
Panas
berulang
·
Limpadenopati
·
Adanya
infeksi oportunitis yang
merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur atau protozoa yang menurunkan
fungsi immun pada immunitas selular seperti adanya kandidiasis pada mulut yang
dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan paru, encelofati dll
B.
Pemeriksaan Fisik
1.
Pemeriksaan Mata
o Adanya
cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
o Retinitis
sitomegalovirus
o Khoroiditis
toksoplasma
o Infeksi pada tepi kelopak mata.
o Mata
merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
o Lesi
pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple
2.
Pemeriksaan Mulut
·
Adanya stomatitis gangrenosa
·
Peridontitis
·
Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai
bercak merah datar kemudian menjadi biru dan sering pada platum (Bates Barbara
1998)
3.
Pemeriksaan Telinga
·
Adanya otitis media
·
Adanya nyeri
·
Kehilangan pendengaran
4.
Sistem pernafasan
·
Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa
sputum
·
Sesak nafas
·
Tachipnea
·
Hipoksia
·
Nyeri dada
·
Nafas pendek waktu istirahat
·
Gagal nafas
5.
Pemeriksaan Sistem Pencernaan
·
Berat badan menurun
·
Anoreksia
·
Nyeri pada saat menelan
·
Kesulitan menelan
·
Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
·
Faringitis
·
Kandidiasis esophagus
·
Kandidiasis mulut
·
Selaput lendir kering
·
Hepatomegali
·
Mual dan muntah
·
Pembesaran limfa
6.
Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
·
Suhu tubuh meningkat
·
Nadi cepat, tekanan darah meningkat
·
Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat
kardiomiopatikarena HIV
7.
Pemeriksaan Sistem Integumen
·
Adanya varicela ( lesi yang sangat luas
vesikel yang besar )
·
Haemorargie
·
Herpes zoster
·
Nyeri panas serta malaise
8.
Pemeriksaan sistem perkemihan
·
Didapatkan air seni yang berkurang
·
Annuria
·
Proteinuria
·
Adanya pembesaran kelenjar parotis
·
Limfadenopati
9.
Pemeriksaan Sistem Neurologi
·
Adanya sakit kepala
·
Somnolen
·
Sukar berkonsentrasi
·
Perubahan perilaku
·
Nyeri otot
·
Kejang-kejang
·
Encelopati
·
Gangguan psikomotor
·
Penururnan kesadaran
·
Delirium
·
Meningitis
·
Keterlambatan perkembangan
10. Pemeriksaan
Sistem Muskuluskeletal
·
Nyeri persendian
·
Letih, gangguan gerak
·
Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )
C.
Pemeriksaan Laboratorium
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium
didapatkan adanya anemia, leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4
menurun bila T4 dibawah 200, fase AIDS normal 1000-2000 permikrositer., tes
anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi HIV atau tidak, atau
dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks,
Agglutination,dan western blot. Penilaian elisa dan latex menunjukan orang
terinfeksi HIV atau tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan dengan
tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes
antigen P24 (dengan polymerase chain reaction - PCR). Kulit dideteksi dengan
tes antibody ( biasanya digunakan pada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV).
D.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak
dengan HIV / AIDS antara lain :
1.
Resiko
infeksi
2.
Kurang
nutrisi
3.
Kurangnya
volume cairan
4.
Gangguan
intregitas kulit
E.
Diagnosa Keperawatan
NO
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Resiko
terjadinya infeksi
pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan adanya penurunan system imun
tubuh
|
Tujuan
: Bebas dari infeksi
oportuniskit
Kriteria
Hasil :
·
Mencapai masa penyembuhan luka / lesi
·
Tidak demam dan bebas dari pengeluaran/ sekresi
purulen dan tanda-tanda lain dari infeksi.
|
·
Pertahankan teknik septik dan antiseptik
(cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan)
·
Pantau TTV Kaji frekuensi /kedalaman
pernafasan,
·
perhatikan batuk spasmedik kering pada
inspirasi dalam
·
Periksa adanya luka , dan tanda – tanda inflamasi.
·
Gunakan sarung tangan dan APD selama kontak langsung yang akresi /
sekresi
·
Pantau studi laboratorium, JDL dan periksa
kultur / sensivitas lesi, darah, urine dan spuntum
·
Berikan antibiotik, entijamun / agen antimikroba.
|
·
Mengurangi resiko kontaminasi silang
·
Memberikan informasi data dasar, tindakan Kongesti
/ distress pernafasan
·
Dapat mengidentifikasikan perkembangan PCP
·
Candidiasis oral, herpes dan Cyptococcus adalah penyakit umum dan
memberi pengaruh pada membran kulit,
·
Mencegah penularan
·
Mengidentifikasi proses infeksi dan untuk menentukan
metode perawatan
·
Menghambat proses
infeksi
|
2
|
Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
|
Tujuan
: Kebutuhan nutrisi pada anak terpenuhi
Kriteria
Hasil :
·
Terlihat adanya pertumbuhan BB anak
·
Nila-nilai laboratorium dalam batas normal
·
Bebas dari tanda malnutrisis / gagal untuk tumbuh
(GUT)
|
·
Kaji BB dasar
·
Observasi koordinasi menghisap dan refleks
menelan
·
Inspeksi rongga mulut
·
Anjurkan pemberian makan alternatif dan
konsulkan ibu mengenai resiko menyusui
·
Tinjau ulang diet sesuai usia dan tambahan
makanan padat dan kemampuan perkembanan
·
Berikan makanan enteral / parenteral dengan
tepat.
|
·
Anak resti GUT ditandai BB menurun atau
penambahan BB sedikit dari waktu lahir
·
Pola motorik oral abormal dapat merusak
pemberian makan
·
Sariawan merusak kemampuan makan
·
HIV ada pada kolestrum serta ASI dan meskipun terbatas tetap ada
beberapa resiko pada bayi
·
Memberikan nutrisi optimal berdasarkan
kebutuhan anak setelah pulang
·
Kerusakan motorik dan adanya infeksi memerlukan alternative teknik pemberian makanan
untuk memenuhi kebutuhan diet.
|
4
|
Gangguan
integritas kulit berhubungan dengan defisit imunologis, resti : penurunan
tingkat aktivitas, perubahan sensasi, malnutrisi, perubahan status
metabolisme.
|
Tujuan
: Integritas kulit kembali normal
Kriteria
Hasil :
·
Tidak ada lagi lesi
·
Permukaan kulit normal.
|
·
Kaji tiap hari, catat warna, turgor,
sirkulasi dan sensori
·
Pertahankan higiene kulit mis : masase
dengan lotion dan krim
·
Atur posisi secara teratur, ganti seprei
sesuai kebutuhan
·
Bersihkan area perianal
·
Gunting kuku anak secara teratur
·
Berikan obat – obatan topikal / sistemik sesuai indikasi.
|
·
Menentukan garis dasar perubahan dan melakukan
intervensi yang tepat
·
Mempertahankan kebersihan karena kulit yang
kering dapat menjadi barier infeksi
·
Mengurangi stress pada titik tekanan, meningkatkan
aliran darah, kejaringan meningkatkan proses penyembuhan
·
Mencegah maserasi yang disebabkna oleh diare
·
Kuku yang panjang meningkatkan resiko kerusakan
dermal
·
Digunakan pada perawatan lesi kulit
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Infeksi HIV/AIDS pertama
kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual,
sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun kemudian (1989), AIDS sudah termasuk
penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan
kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang
setiap 10 detik, karena itu infeksi HIW dianggap sebagai penyebab kematian
tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
AIDS (Aquired immuno
deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala akibat melemahnya daya tahan
tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus ini mempunyai sistem kerja
menyerang jenis sel darah putih yang menangkal infeksi. Sehingga pada ornag
yang mengidap HIV/AIDS akan mudah terserang infeksi atau virus dari luar.
Cara paling efektiv dan
efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara universal adalah
dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya (mother-to-child-transmision
( MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO
dilakukan melalui 4 strategi, yaitu :
1
Mencegah
penularan HIV pada wanita usia subur
2
Mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV
3
Mencegah
penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan memberikan
dukungan.
4
Layanan
dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, dkk (1999) Ilmu Kesehatan
Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra : EGC
Betz, Cecily L (2002) Keperawatan
Pediatri. Jakarta : EGC Blog Riyawan | Kumpulan Artikel Farmasi &
Keperawatan Doenges,
Marilynn E (2001) Rencana
Keperawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC Rampengan & Laurentz
(1999) Ilmu Penyakit Tropik pada Anak. Jakarta : EGC
Wartono, JH (1999) AIDS Dikenal
Untuk Dihindari. Jakarta : Lembaga Pengembangan Informasi Indonesia
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK
Tentang
HIV/AIDS PADA ANAK
OLEH :
KELOMPOK
IV
SEPTI
SELPIA
NELI PITRIA
FITRI SRILONA
NULBALKIS TIARA
DESY DHARMA SARI
AIDIL ADHA
YOLA PUTRI UTAMA
ARDI WIBOWO
SUCIA RAHAYU
REVIKA FLOWERINA ARYA
PEMBIMBING
NS.Prima
Yoselina S.Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas asuhan keperawatan mata kuliah Keperawatan Anak yaitu tentang “Penyakit HIV / AIDS Pada Anak”.
Tidak lupa pula kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Anak yaitu Ns.
Prima Yoselina S.kep yang tiada henti-hentinya membimbing kami dan
memberikan waktu untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan
anak ini masih memiliki kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kepada
pembaca untuk memberikan sarannya agar kami dapat menutupi kekurangan dalam
menyusun asuhan keperawatan berikutnya.
Pariaman, September 2014
Kelompok
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
|
Komentar
Posting Komentar